"Aku sih nggak nyangka ya. Sahabat aku mas Gunawan kan sempat main ke rumah dan bilang mau buat kayak gini. Ya aku sih senang saja, tapi karena memang kurang proÂmosi, jadi kurang begitu banyak yang hadir. Nantinya akan coba diulang lagi, dengan waktu yang lebih panjang, mungkin bisa melibatkan kampus-kampus," ujar Lola.
Dalam acara yang digelar selama tiga hari itu, juga diputar film-film Lola yang dibuat sejak 2006. Film-film tersebut antara lain,
Betina, Minggu Pagi di Victoria Park, Sanubari Jakarta, Kisah 3 Titik, Negeri tanpa Telinga dan
Inerie. Lola pun menanggapi ringan mengenai acara yang memuat mengenai perjalanan kariernya. Dirinya menganggap belum menÂjadi orang besar di dunia film.
"Aku padahal belum apa-apa. Aku belum banyak bikin film. Karena mas Gun teman saja aku mau. Tapi aku senang karena karya aku sudah diapresiasi," kata Lola.
Dengan acara ini, ia pun seÂmakin semangat untuk terus berkarya.
"Zaman sekarang memang bikin film sulit, ide yang ada dan orisinil memang sulit, padahal banyak banget ide original yang ada dan diambil dari novel-novÂel. Kalau aku, bikin film tetap mengambil ide dalam kehidupan sehari-hari," cetus Lola.
Diakuinya, film-film yang dibuatnya memang kurang mendapatkan banyak perhaÂtian. Maklum, cerita yang diangkat Lola dalam filmnya memang berbeda dengan film kebanyakan.
"Film itu kan investasi di masa depan. Beberapa film saya juga disimpan di beberapa library di Amerika Serikat dan Australia," ujarnya. ***