Suami Venna Melinda, Ivan Fadilla meÂmenuhi panggilan Komisi Nasional PerÂlindungan Anak (Komnas PA). Ivan mendaÂtangi Komnas PA menjawab peÂngaduan Venna pada 19 April 2013.
DiteÂmani tiga pengacara dari kantor Lubis Law Firm, Ivan datang ke kantor Komnas PA, kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, keÂmarin pukul 10.30 WIB. Ivan terlihat mengÂendarai mobil Ford Fiesta putih B 808 RME.
Ivan segera membuang senyumannya setiba di halaman Kantor Komnas PA. MeÂngenakan baju batik lengan panjang dan ceÂlana kain gelap, dia bergegas menuju ruangÂan Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait.
Ivan menyatakan, keperluannya di KomÂnas PA untuk menjelaskan seputar kisruh perkawinannya yang merembet ke masalah pengasuhan anaknya, Verrell Bramastya (17) dan Athalla NauÂfal (13).
Sebelumnya, Venna mengadu kepada pimpinan Komnas PA Arist Merdeka Sirait tidak dibeÂrikan kesempatan menemui dua anaknya. Pada 28 April, Venna akhirnya bertemu dengan anak-anaknya meski tanpa diÂdampingi Ivan.
Selesai bertemu dengan Arist Merdeka, Ivan langsung mengklarifikasi tuduhan mengÂhalangi pertemuan Venna dengan keÂdua anak mereka. Menurut si Abang JaÂkarta 1993, tuduhan itu untuk mengÂalihkan maÂsalah utamanya, yakni perÂceraian.
“Sama sekali tidak (menghalangi), saya sudah sampaikan. Banyak hal yang saya rasa jadi topik penting untuk dipublikasikan. Saya rasa tujuannya untuk mengalihkan masalah utama,†papar Ivan kepada warÂtawan.
Dia mengaku sudah terbiasa dengan seÂgala maÂcam tuduhan yang diarahkan kepaÂdanya. Dia pun enggan menanggapi tuduhÂan itu dengan alasan menjadi aib keluarga.
“Kalau saya sudah terbiasa dengan hal itu. Banyak hal yang tidak dilakukan seolah-olah saya melakukan. Yang tahu kita berÂdua dan Allah. Tidak perlu saya publikaÂsikan aib keluarga,†imbuhnya.
Ivan membantah disebut membatasi perÂtemuan Venna dan Verrell serta Athalla. Cepatnya proses perjumpaan karena kedua anaknya sudah mempunyai janji dan tak bisa berlama-lama di apartemen Venna.
“Oh, nggak (dibatasi). Mereka ketemu selepas maghrib. Kebetulan yang kecil ada janji,†ujar Ivan.
Ia mengantar sendiri kedua anaknya itu ke apartemen yang saat ini ditinggali Venna. Usai mengantarkan anaknya, Ivan tak ikut masuk dan hanya menunggu di tempat lain.
“Saya antar mereka (anak-anak) ke atas, saya tinggal, tidak saya batasi. Saya bilang, ‘kalau sudah (selesai), telepon papa’. MereÂka telepon ya saya jemput.
Sepuluh menit di atas anak-anak minta jemput. Memang mereka ada acara masing-masing lagi,†tandas Ivan.
Bila Venna berniat ingin menÂjemput dan membawa pulang Verrell dan Athalla, Ivan bilang, dia mempersilakan.
“Silakan saja nggak apa-apa. Saya nggak pernah bilang kalau mbak Venna harus minta izin dulu kalau ketemu anak,†ungkap Ivan.
Saat ini, buah hati mereka sedang sekolah dan satu lagi berada di Yogyakarta untuk suatu urusan. “Yang penting saya ingin apaÂpun hasil dari perselisihan ini dapat selesai dengan baik,†jelas Ivan.
Kuasa hukum Ivan, Apolos Djarabonga, meminta semua pihak, termasuk Komnas PA, tidak menyudutkan kliennya dengan modal keterangan Venna semata.
“Akan tidak sempurna kalau Komnas Anak hanya mendengar sepihak. Jangan sampai kondisi kepentingan anak dieksÂploitasi sebagai pemberitaan dan hal-hal yang menjadi utama ditinggalkan. Jangan sampai memberikan argumentasi tentang anak yang akhirnya merugikan si anak,†tegas pengacara berkepala plontos itu.
Dalam lanjutan sidang cerai, Senin lalu, Venna menolak tuntutan Ivan soal hak asuh anak. Menurut kuasa hukum Venna, KeÂmala Dewi, tuntutan hak asuh anak itu tiÂdak seÂsuai dengan Undang-Undang PerlinÂdungan Anak.
“Kami menolak anak-anak hanya diasuh mas Ivan, karena bertentangan dengan unÂdang-undang.
Sita marital juga tidak bisa karena ada perjanjian pra pernikahan,†ujar Kemala Dewi.
Venna, politisi DPR itu pun mengungÂkapkan pertemuan dengan kedua anaknya yang cukup singkat, hanya 10 menit.
“Dibatasi atau tidak, itu seperti terburu-buru. Itu luar biasa buat Venna, ada KPAI, Kak Seto yang jadi mediator dan Komnas Perlindungan Anak. 10 berarti untuk perjuaÂngan Mbak Venna selanÂjutnya,†kata KeÂmala. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: