“Arisan lebih banyak positifnya daripada negatif-nya, bagaimana arisan bisa menghasilkan uang,†ujar Nadia.
Arisan yang pada awalnya menjadi wadah bersosialisasi, kini berevolusi menjadi ajang potensial untuk berbisnis. Ia juga turut menampilkan sisi buruk dari arisan, yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu sebagai ajang penipuan.
“Yang salah bukan arisan, tapi orang yang mengikutinya,†katanya.
“Jadi kami beberkan dari yang paling bagus sampai yang paling negatif supaya kebuka semua, bukan hanya dari yang mengikuti arisannya,†sambung Nadia yang menulis buku Arisan bersama Joy Roesma.
Untuk membuat buku itu, ia dan Joy pun harus mengikuti bermacam-macam arisan. Riset yang dilakukannya pun membuatnya berpikiran lebih terbuka. Ia tak lagi menilai orang berdasarkan yang terlihat di luar.
Menurutnya, seleksi alam juga berlaku di arisan. Bila tidak cocok pelaku arisan akan mundur dengan sendirinya.Ia pun kini lebih pintar memilih arisan yang diikutinya.
Nadia memilih mengikuti arisan yang memberi manfaat padanya sehingga tidak sekedar hadir untuk menyetor. “Misalnya arisan sesama presenter, untuk
networking,†seloroh bintang film
Andai Ia Tahu ini.
Dari beberapa kegiatan arisan yang diikuti, perlahan Nadia mulai selektif memilih arisan. [Harian Rakyat Merdeka]