Amanda Zevanya, Sebatas Penghibur
Tak ada rasa iri di hati Amanda Zevanya melihat rekan-rekan artis kebanjiran proyek di Pilkada DKI. Sebabnya, presenter berparas ayu ini tahu betul, artis hanya dijadikan alat penggalang massa oleh Cagub-Cawagub. Hanya segelintir yang menyelipkan idealisme untuk menyuarakan aspirasi warga yang kesulitan hidup di ibukota.
“Nggak tertarik. NeÂtral-netral saja. Bukan karena nggak ada yang nawarin. KaÂlaupun ada yang nawarin, aku nggak mau ikutÂan. Artis masih seÂbaÂtas penghibur saÂja,†kata Amanda.
Ditegaskan Finalis Miss Indonesia 2011 ini, ajang Pilkada khususnya di DKI masih berwajah hura-hura. Bukan momen memperbaiki tata kota atau mensejahterakan wargaÂnya lewat pemilihan pemimpin baru yang amanah. Sedihnya lagi, artis mau-mau saja terlibat ‘akal-akalan’ para Cagub-Cawagub.
“Misalkan kampanyenya cuma hiburan, seperti konser yang mengÂhibur konstituen. Itu jelas kebaÂnyakan artis jadi jadi penggembira saja. Ini masalah klasik, harusnya tidak begitu idealnya,†ucap Amanda
“Padahal artisnya sendiri kadang tidak peduli dan ngerÂti betul politik,†samÂbungÂnya.
Dia berharap, artis bisa bersumbangsih beri penÂdidikan politik kepada masyarakat pemilih. Minimal selalu beÂrani dan tidak putus asa mencari peÂmimÂpin daÂÂerah yang leÂbih seÂgar dan tidak omong doang.
“Minimal artis itu kampanye memilih, agar masyarakat aware pilkada itu sesuatu yang penting. Bahwa memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan itu penting. Setidaknya menimbulkan kesaÂdaran bahwa nasib lima tahun ke depan ditentukan dengan pilkada hari itu,†terangnya.
Namun begitu, Amanda tak memÂÂÂpermasalahkan artis yang telanjur dikontrak untuk kampanye. â€AsalÂkan bener dari hati mereka mau dukung dia, dan suka sama proÂgamnya buat aku nggak maÂsalah. Kenapa nggak,†ucapnya.
Tapi, kata dia, si artis jangan asal mendukung namun cuci tangan ketika gubernurnya dicap buruk.
“Jadi ketika mendukung harus benar-benar tahu programnya bisa jalan apa nggak. Artinya mereka juga harus bantuin gubernurnya saat terpilih nanti. Karena menurut aku program sekeren apapun nggak bisa jalan kalau nggak didukung sama masyarakatnya,†terangnya.
Menurut Amanda, popularitas tak bisa indikasi utama orang bisa dipilih. Yang utama adalah karakter, kemampuan dan track record. NaÂmun, dia tidak menyalahkan artis yang mau menjadi calon pemimpin daerah. “Susah ya meÂnyalahkan orang yang mau maju,†kata dia.
Diingatkan pula, bahwa pilihan yang tepat akan membuat daerah yang dipimpin calon tersebut lebih baik. Sebaliknya, jika salah meÂmilih pemimpin, bisa jadi si peÂmimpin bakal salah urus.
â€Jika memang ingin ramai-ramai menjadi penyanyi, maka pilih lah artis. Jika ingin maju dan baik, maka pilih lah pemimpin yang punya potensi dan kredibel. Sebab jangan sampai daerah tersebut salah urus selama lima tahun,†kata dia.
Fitri Carlina, Wajar, Ini Pesta Warga
Pilkada DKI jadi berkah buat Fitri Carlina. Ia dapat order bergoyang dangdut oleh salah satu kandidat cagub. Mungkin karena itu, dia meÂrasa hajatan sekelas Pilkada tidak bisa diabaikan begitu saja.
â€Aku hanya mengisi acara. Yang pasti gubernur dan wakil gubernur yang kepilih mudah-mudahan bisa memÂbawa aspirasi masyarakat Jakarta. Lebih aman, nyaman buat semua,†ucap Fitri.
“Kalau aku sebagai artis profesional dan peduli sama kota tempat aku cari nafkah, aku hanya memberikan jasa. Apapun itu, yang terbaik aja buat warga jakarta,†sambung cewek kelahiran BanyuÂwaÂngi, 29 Mei 1987 ini.
Fitri menolak dianggap mau ikut kampanye karena tak tahan disodori kontrak jutaan. Baginya Pilkada itu pilihan dan siapa saja boleh memilih ikut atau tidak dalam pemilihan kepala daerah.
“Oh tidak (karena uang), ini pesta warga Jakarta. Aku ikut meramaikan dan setiÂdaknya beri kontribusi buat pesta ini,†tukas teman dekat pedangdut Saipul Jamil ini.
Secara khusus, Fitri menyoÂroti buruknya sistem transporÂtasi di Jakarta. Selain bikin macet parah, buruknya transÂportasi jadi alasan warga engÂgan memakai angkutan umum.
“Ogah naik angkutan, akhirÂnya pada naik mobil pribadi. Sekarang aja, satu rumah menengah ke atas ada dua atau lebih mobil. Ini juga yang nambah macet di jalan,†tutur pelantun ABG Tua ini.
Makanya, sebagai penÂduduk Jakarta, Fitri kasih masukan pada cagub-caÂwagub nanti. Dia berharap beneran serius Jakarta dibeÂnahi lebih baik lagi. “PeÂmÂbatasan jumlah mobil perlu ditegakkan. Perlu deh aturan yang ajak penduduk naik angkutan umum. Semoga pemerintahan ke depan lebih asÂpiratif. Pandang dong wong cilik. Selain itu, Pemda harus tegas memperketat urbanisasi. Jangan lupa, udah nggak jaman deh gusur mengÂgusur paksa. Nah, rakyat kan juga manusia, ya manusiakan lah mereka,†pintanya.
Demi pemimpin baru DKI yang berkualitas, Fitri ajak warga pemilih berduyun-duyung datang ke TPS (temÂpat pemungutan suara) pada 11 Juli ini. Dia berharap jumlah pemilih golput berÂkurang dari Pilkada DKI sebelumnya.
â€Sebentar lagi milih. Yuk ramai-ramai nyoblos. Nggak usah golput. Nggak ada unÂtungnya. Semoga pemimpin DKI nanti lebih amanah bawa aspirasi semua penÂduÂduk. Makanya, jangan dikoÂsongin tuh TPS. Soalnya piÂlihan kita, kemajuan JaÂkarÂta,†tuntas adik pedangdut Lilis Carlina ini.
Citra Scholastika, Jauhi Dunia Politik
Runner up Indonesian Idol 2010 ini merasa masih hijau untuk terlibat hiruk-pikuk Pilkada DKI. Meski ada yang menawari, dia ogah dikontrak cagub. Takut dimanfaatkan, Citra lebih memilih menjauh dari dunia politik.
“Ada sih sempet yang naÂwarin. Untuk menyanyi di salah satu kampanye paÂsaÂngan cagub. Malah Citra diÂminta untuk memproÂmoÂsiÂkan beliau. Citra pikir masih takut sama hal-hal seperti itu. Lebih mencoba bersikap aman saja,†kata Citra.
Dia khawatir jika jadi salah satu pendukung atau tim sukses, kariernya di dunia akan terhambat.
â€Misalkan mendukung saÂlah satu cagub, pasti memÂpeÂngaruhi dengan orang lain yang melihat Citra. Fans bisa saja males lihat Citra karena dukung cagub yang beda. Nah yang seperti itu yang Citra nggak mau,†papar peÂlanÂtun Everybody Knew ini.
Apakah karena honornya kecil?
“Bukan masalah honor. Kalau honor justru kalau jadi tim sukses bisa lebih besar dari biaÂsanya. Ini kan sudah fakta, tidak bisa diÂbantah,†terang Citra.
Emang berapa sih biaÂsanya bayaran untuk artis di Pilkada? “Ada deh, lumayan lah,†tangkisnya.
Citra tak mau menuding atau menghakimi artis yang ikut tim sukses. Baginya itu bukan persoalan honor besar saja. Tapi ada juga pilihan politik artis tertentu.
“Itu pilihan meÂreka. Pilihan itu jadi konÂsekuensi dan tanggungjawab masing-maÂsing. Kalau maÂsyarakat sudah kadung lihat dia pilih cagub, ya menang atau kalah jagonya itu nanti si artis yang tanggung senÂdiri,†ucapnya.
Yang pasti, Citra mengÂingatkan kalau jadi tim sukÂses di Pilkada atau Pemilu itu banyak resikonya. UtaÂmaÂnya terkait image dan karier yang sudah jatuh bangun dirintis oleh selebritis. “JaÂngan plin-plan. Jika ada apa-apa dengan kariernya harus sudah siap,†tandasnya.
Alya Rohali, Cagub Banyak PR
Bintang sinetron dan eks preÂsenter kuis Siapa Berani? ini sangat berharap Pilkada DKI mengÂhaÂsilkan suatu perubahan berarti. Ada banyak tugas bagi cagub-cawagub karena ibukota dirasa sudah carut marut masalahnya.
“Sebagai warga, saya tentunya berharap Jakarta bebas macet, keÂamanan terjamin nggak ada lagi soal perampokan dan demo-demo. Begitu juga dengan banjir,†ujar Alya.
Siapapun yang terpilih nanti, Alya yang sempat ikut jadi juru kampanye salah satu kandidat ini meminta agar masyarakat menÂduÂkung pemenang dalam Pilkada nanti.
“Sebagai warga, ada baiknya kita mendukung siapapun peÂmimpin nantinya. Jadinya harus maju berÂsama-sama. Apalagi meÂnyelesaikan persoalan tidak gamÂpang,†cetusnya.
Lalu, apa harapan Alya terhadap gubernur baru untuk memajukan ajang Abang None?
“Ya harapannya, perhelatan Abang None ini bisa menjadikan pesertanya atau lulusannya menÂjadi yang berÂguna bagi Jakarta,†jawab Alya.
Sebagai eks finalis Abang None Jakarta, Alya mengaku sudah meÂngenal baik sosok gubernur incumÂbent, Fauzi Bowo. Katanya, saat menjadi None Jakarta,
Alya memang banyak menÂdaÂpatkan masukan dari Fauzi Bowo yang kala itu menjabat Kepala Dinas Pariwisata DKI.
“Saya tahu sosoknya yang meÂmang mempunyai kapasitas yang mumpuni sebagai pemimpin,†klaim Alya.
Alya pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengÂgunakan hak pilihnya. Tapi bukan berarti itu otomatis kepada Foke.
“Pastinya nyoblos lah, saya nggak mungkin golput. Saya meÂrasa mempunyai tanggung jawab sebagai warga DKI yang masih berÂharap ada perbaikan,†pungÂkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: