Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent turun 45 sen atau 0,7 persen, menjadi 64,44 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 49 sen atau 0,8 persen, menjadi 60,56 Dolar AS per barel.
“Harga minyak berjangka tertekan oleh penguatan dolar AS dan penurunan di pasar saham yang meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar domestik,” kata Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.
Dolar AS menguat ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap Euro, membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain. Hal ini menekan permintaan global di tengah ketidakpastian ekonomi akibat potensi penutupan sebagian pemerintahan AS.
Dari sisi pasokan, OPEC+ memutuskan hanya sedikit menaikkan produksi untuk Desember dan menghentikan sementara kenaikan lebih lanjut pada kuartal pertama 2026. Langkah itu dinilai mencerminkan kekhawatiran akan melimpahnya stok minyak di pasar.
Sementara itu, data awal Reuters menunjukkan produksi minyak OPEC naik tipis 30.000 barel per hari pada Oktober, meski laju peningkatannya jauh melambat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Pasar kini menunggu laporan terbaru dari American Petroleum Institute (API) tentang stok minyak mentah AS yang diperkirakan meningkat pada pekan lalu.
BERITA TERKAIT: