Pembelian tersebut melonjak Rp51,26 triliun dari laporan pembelian SBN BI pada bulan sebelumnya sebesar Rp217,1 triliun per 16 September 2025.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pembelian SBN tersebut dilakukan dari pasar sekunder dan melalui program debt switching sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
“Hingga 21 Oktober 2025 mencapai Rp268,36 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp199,45 triliun,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) secara daring pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Ia menegaskan pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.
“Kebijakan moneter juga didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
BERITA TERKAIT: