Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi digital RI pada 2024 sendiri telah mencapai 90 miliar Dolar AS. Dalam lima tahun ke depan, Airlangga memprediksi akan melonjak hingga empat kali lipat.
“Indonesia memimpin ekonomi digital ASEAN di tahun 2024 mencapai 90 miliar Dolar. Kemudian juga akan mencapai 360 miliar di tahun 2030. Dan sektor e-commerce berkontribusi terhadap 150 miliar Dolar,” kata Airlangga dalam konferensi pers Perundingan ASEAN DEFA Putaran ke-14 di Jakarta, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Ia mengatakan ASEAN ke depan juga akan menjadi pasar digital yang paling dinamis di dunia dengan nilai 1 triliun Dolar AS (Rp16.557 triliun). “Kalau kita proyeksikan di 2030 itu besarnya 1 triliun. Tetapi dengan implementasi Digital Economic Framework Agreement (DEFA) itu besarnya bisa menjadi 2 triliun,” tuturnya.
Namun demikian, masih terdapat tantangan berupa perbedaan regulasi antarnegara dan keterbatasan pelaku UMKM untuk menembus pasar lintas batas. Untuk itu, Komite Perunding dan Senior Economic Officials ASEAN, kata Airlangga telah menyepakati lima pasal utama yang perlu segera diselesaikan.
“Yang penting untuk diselesaikan segera adalah layanan keuangan, transmisi elektronik berbasis regulasi WTO, perlakuan non-diskriminatif terhadap produk digital, infrastruktur kabel bawah laut, serta fleksibilitas sistem pembayaran elektronik,” jelasnya.
Dalam pertemuan ASEAN Economic Minister sebelumnya, Airlangga mengatakan para anggota menargetkan pembahasan DEFA dapat mencapai 70 persen kemajuan pada 2026. Airlangga menilai capaian ini akan menjadi tonggak penting untuk memperkuat integrasi ekonomi digital di kawasan.
“Ini tentunya menjadi sangat penting untuk segera dilaksanakan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: