Indeks Dolar AS (Indeks DXY) melemah 0,3 persen ke posisi terendah sepekan, sehingga membuat emas yang dibanderol dalam greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga sedikit turun.
Harga emas yang melambung juga dipegaruhi oleh laporan pekan lalu bahwa China berencana melonggarkan aturan impor-ekspor emas memicu lonjakan permintaan, baik dari sektor resmi maupun swasta.
Permintaan kuat dari China, ketidakpastian politik di AS, serta data inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja melemah turut menopang reli emas; logam mulia lain seperti perak dan platinum juga menguat.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot di pasar New York melonjak 1,1 persen menjadi 3.680,80 Dolar AS per ons pada pedagangan Senin 15 Setember 2025 waktu setempat.
Emas spot sempat menembus level tertinggi 3.685,39 Dolar AS di awal sesi, dan melambung sekitar 1,6 persen sepanjang pekan lalu.
Harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup naik 0,8 persen menjadi 3.719,00 Dolar AS per ons.
Perak spot melesat 1,1 persen menjadi 42,62 Dolar AS per ons. Platinum menguat 0,7 persen ke 1.400,77 Dolar AS.
Paladium merosot 0,3 persen menjadi 1.193,21 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: