Angka ini lebih tinggi dari perkiraan Bank Sentral Australia (RBA) dan para ekonom yang memprediksi kenaikan 0,5 persen.
ABS menjelaskan, pertumbuhan terutama didorong oleh meningkatnya belanja rumah tangga dan pengeluaran pemerintah.
“Pertumbuhan ekonomi bangkit kembali pada kuartal Juni setelah pertumbuhan lesu pada kuartal Maret, yang sangat dipengaruhi peristiwa cuaca,” kata Tom Lay, Kepala Akuntansi Nasional ABS, dikutip dari
9News, Kamis 4 September 2025.
Warga Australia tercatat lebih banyak berbelanja karena libur panjang Paskah dan Hari Anzac, diskon besar pada penjualan akhir tahun fiskal, serta meningkatnya permintaan layanan kesehatan akibat musim flu.
Pengeluaran pemerintah juga naik, termasuk biaya penyelenggaraan pemilihan umum federal pada Mei 2025. Ekspor bijih besi dan gas alam cair (LNG) pulih, sementara kunjungan wisatawan asing juga meningkatkan ekspor jasa.
Meski begitu, ada faktor yang menahan pertumbuhan. Investasi publik turun 3,9 persen, penurunan terbesar sejak 2017 di luar masa pandemi, karena pemerintah negara bagian dan teritori mengurangi belanja infrastruktur. Investasi swasta hanya naik tipis 0,1 persen.
Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, menyebut pertumbuhan ini sebagai yang tercepat dalam hampir tiga tahun.
“Laporan Keuangan Nasional hari ini menunjukkan perekonomian Australia sedang menguat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujarnya.
Namun, sejumlah ekonom memperingatkan bahwa pertumbuhan ini bisa bersifat sementara.
“Hasil ini sebagian besar dipicu faktor-faktor musiman seperti pemilu, penjualan akhir tahun, dan pemulihan pasca cuaca ekstrem,” kata Ivan Colhoun dari CreditorWatch.
Senada, Sean Langcake dari Oxford Economics menilai kuartal Juni bisa menjadi puncak pertumbuhan tahun ini, mengingat kepercayaan konsumen masih rapuh dan pasar tenaga kerja mulai melemah.
BERITA TERKAIT: