Menurut FedWatch Tool CME Group, pasar memperkirakan peluang 92 persen the Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung lebih menarik bagi investor.
Kenaikan logam kuning tahun ini ditopang pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, diversifikasi dari Dolar AS, permintaan aset aman (safe haven) di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, serta pelemahan dolar.
Fokus pasar kini tertuju pada rilis data tenaga kerja non-pertanian (NFP) Amerika, yang akan dirilis Jumat pekan ini. Data yang lemah dapat memicu spekulasi pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin, meski sejumlah analis menilai skenario itu kecil kemungkinannya.
Selain emas, harga perak juga menguat.
Harga emas spot melesat 1,5 persen menjadi 3.529,01 Dolar AS per ons pada perdagangan Selasa 2 September 2025 waktu setempat, setelah sempat menyentuh 3.529,93 Dolar AS.
Sementara, harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melambung 2,2 persen menjadi 3.592,20 Dolar AS per ons.
Harga perak menguat 0,4 persen menjadi 40,84 Dolar AS per ons, tertinggi sejak September 2011.
Platinum turun 0,2 persen ke posisi 1.397,16 Dolar AS, sementara paladium stabil di 1.137,33 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: