Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar menegaskan capaian tersebut mencerminkan ketahanan bisnis perseroan di tengah tantangan ekonomi global.
“Pencapaian pada Semester I-2025 memberikan motivasi lebih bagi kami untuk menjalani paruh kedua tahun ini dengan terus fokus pada kualitas kinerja operasional yang konsisten, pengelolaan risiko yang bijak, dan integrasi bisnis yang efektif,” ujar Henoch di Jakarta pada Rabu, 27 Agustus 2025
Dalam laporan keuangan konsolidasi Januari–Juni 2025, SMBC Indonesia membukukan pendapatan bunga bersih Rp8 triliun atau naik 15 persen yoy.
Kenaikan tersebut ditopang kontribusi kredit, penempatan aset likuid, serta tambahan pendapatan bunga dari Grup OTO yang resmi terintegrasi sejak Maret 2024. Net interest margin (NIM) perseroan juga meningkat menjadi 7,1 persen, dari 6,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi penyaluran kredit, total kredit yang disalurkan mencapai Rp185,04 triliun atau naik 5 persen yoy. Pertumbuhan tertinggi berasal dari segmen retail yang melonjak 25 persen yoy, dengan pendorong utama Joint Finance (156 persen yoy), Jenius (15 persen yoy), dan mikro (21 persen yoy).
Meski pendapatan meningkat, beban kredit yang harus ditanggung SMBC Indonesia juga ikut naik sebesar 52 persen yoy menjadi Rp2,6 triliun.
Hal ini terutama akibat pencadangan di segmen korporasi dan joint finance. Kondisi tersebut membuat laba bersih konsolidasi perseroan turun 19 persen yoy menjadi Rp1 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp109,8 triliun atau turun 8 persen yoy. Penurunan ini berasal dari saldo CASA yang melemah 9 persen yoy menjadi Rp43,7 triliun dan deposito berjangka yang menurun 7 persen yoy menjadi Rp66,1 triliun.
Sementara itu, anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk, justru mencatat kinerja solid dengan kenaikan laba bersih 16,6 persen yoy menjadi Rp644 miliar sepanjang Semester I-2025.
BERITA TERKAIT: