Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengatakan kenaikan tersebut antara lain dipicu oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
“Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” kata Ramdan dalam keterangan resmi Kamis, 7 Agustus 2025.
BI memastikan bahwa cadangan devisa itu masih aman untuk membiayai lebih dari 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Posisi cadangan devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tegasnya.
Bank sentral ini juga menilai cadangan devisa masih mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Selain itu, BI memprediksi cadangan devisa Indonesia ke depannya masih akan kuat. Hal tersebut ditopang prospek ekspor yang terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap surplus serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional.
“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,”pungkas Ramdan.
BERITA TERKAIT: