Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent turun 1,12 Dolar AS atau 1,63 persen, menjadi 67,64 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis WTI turun 1,13 Dolar AS atau 1,7 persen menjadi 65,16 Dolar AS per barel. Ini adalah harga terendah dalam lima minggu terakhir.
Penurunan harga ini terjadi setelah OPEC+ (kelompok negara pengekspor minyak dan sekutunya) memutuskan untuk menambah produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari mulai September. Kenaikan pasokan ini membuat harga turun karena jumlah minyak di pasar jadi lebih banyak.
"Pasar tertekan karena suplai dari OPEC bertambah cukup besar," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
Selain itu, data ekonomi AS juga membuat pasar khawatir. Aktivitas sektor jasa di AS pada Juli cenderung stagnan, pesanan tidak banyak berubah, dan lapangan kerja melemah. Sementara itu, biaya operasional justru naik tajam, tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Hal ini menambah ketidakpastian, apalagi di tengah kebijakan tarif dari pemerintahan Trump.
Pasar juga mencermati apakah India dan China akan mengurangi pembelian minyak dari Rusia dan mencari pemasok lain. Ancaman Trump untuk menaikkan tarif atas barang-barang dari India membuat situasi makin rumit. Ia tidak senang karena India masih membeli minyak Rusia.
New Delhi menyebut ancaman Trump itu "tidak masuk akal" dan menyatakan akan melindungi kepentingan ekonominya. Hal ini memperburuk hubungan dagang antara kedua negara.
BERITA TERKAIT: