Fluktuasi Harga Kopi di Lampung Barat Cukup Tajam, Ini Penyebabnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 28 Juni 2025, 05:54 WIB
Fluktuasi Harga Kopi di Lampung Barat Cukup Tajam, Ini Penyebabnya
Ilustrasi petani kopi/RMOLLampung
RMOL.  Harga komoditas kopi di Kabupaten Lampung Barat mengalami fluktuasi signifikan sepanjang semester pertama 2025.

Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disbunnak) Kabupaten Lampung Barat, Yudha Setiawan mengungkapkan, dinamika harga tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik lokal maupun global.

Menurut Yudha, harga kopi di tingkat petani pada Januari hingga Februari sempat berada di kisaran Rp63.000 hingga Rp76.000 per kilogram.

Namun, memasuki Maret, harga mengalami lonjakan signifikan hingga menyentuh angka tertinggi Rp80.000 per kilogram.

“Bulan Maret menjadi periode yang luar biasa karena harga kopi tertinggi mencapai Rp80.000 di tingkat petani, terutama di wilayah seperti Sumber Jaya, Lumbok Seminung, dan Suoh,” jelasnya, dikutip RMOLLampung, Jumat 27 Juni 2025.

Namun, tren kenaikan tersebut tidak bertahan lama. Pada April hingga Mei, harga kembali menurun ke kisaran Rp67.000 hingga Rp72.000 per kg. Dan pada Juni, penurunan semakin tajam di mana harga kopi jatuh ke level Rp48.000 hingga Rp55.000 per kg.

Yudha menuturkan, beberapa faktor utama yang menyebabkan naik turunnya harga kopi meliputi kualitas biji kopi, tingkat permintaan pasar, produksi kopi global, dan fluktuasi nilai tukar mata uang.

“Kualitas biji kopi sangat memengaruhi harga. Selain itu, permintaan pasar yang fluktuatif serta produksi kopi di tingkat global juga turut menentukan. Faktor nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi komponen penting lainnya,” paparnya.

Lebih lanjut, Yudha menyampaikan bahwa musim panen kopi di Lampung Barat dimulai sejak Februari. Adapun puncak panen diperkirakan terjadi pada Juli hingga Agustus, dan akan berakhir sekitar Oktober hingga November.

Dinas Peternakan dan Perkebunan mengimbau para petani untuk menjaga kualitas hasil panen dan memperhatikan dinamika pasar agar tetap mendapat harga jual yang kompetitif.

“Semoga harga bisa kembali stabil menjelang puncak panen nanti, dan petani kita tetap semangat dalam menjaga kualitas produksi,” pungkasnya. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA