Polling
Reuters pada Kamis 17 April 2025 menyebutkan bahwa hal karena kontraksi ekspor dan peningkatan impor di tengah perayaan Idulfitri ketika konsumsi biasanya meningkat.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah menikmati surplus perdagangan bulanan sejak pertengahan tahun 2020, didorong oleh lonjakan komoditas.
Pada Februari, surplus tersebut lebih besar dari yang diharapkan karena lonjakan pengiriman minyak sawit mendorong ekspor.
Perkiraan median dari delapan ekonom, yang disurvei Reuters antara 14 April dan 17 April, menunjukkan surplus sebesar 2,64 miliar Dolar AS pada bulan lalu dari 3,12 miliar Dolar AS di Februari.
Ekspor sepanjang Maret diprediksi mengalami kontraksi 3,4 persen (year-on-year) setelah membukukan pertumbuhan 14,05 persen pada Februari, sementara impor diperkirakan melesat 6,6 persen, jauh lebih tinggi dari 2,3 persen pada Februari.
Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa penerapan tarif individual Amerika Serikat--yang saat ini dalam jeda 90 hari--dan dampaknya terhadap perdagangan global dapat merugikan pengiriman Indonesia ke depannya.
BERITA TERKAIT: