Penurunan ini dampak dari penguatan Dolar imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang menguat di tengah meredanya kekhawatiran atas kebijakan tarif baru.
Dikutip dari
Reuters, harga emas spot turun 0,1 persen menjadi 3.016,71 Dolar AS per ons. Sedangkan emas berjangka AS ditutup 0,1 persen lebih rendah menjadi 3.022,50 Dolar AS.
Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat 0,4 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Meski begitu, analis mengatakan emas tetap menarik minat sebagai aset safe haven.
"Emas tetap didukung oleh minat safe haven di tengah ketidakpastian tarif yang sedang berlangsung dan risiko geopolitik. Rekor tertinggi baru akan menjadi pertanda baik untuk pencapaian target kenaikan berikutnya di 3.150 Dolar AS," kata Peter Grant, Vice President Zaner Metals.
Senin, Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif otomotif segera diberlakukan, tetapi mengindikasikan bahwa tidak semua pungutan yang diancamnya akan diterapkan pada 2 April dan beberapa negara mungkin mendapat keringanan.
Pelaku pasar sekarang menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika yang akan dirilis Jumat, yang dapat menjelaskan lebih lanjut tentang jalur penurunan suku bunga Federal Reserve.
"Inflasi PCE yang jinak akan memperkuat kecenderungan dovish tersebut dan memberikan dorongan berkelanjutan untuk emas," kata Grant.
Logam lainnya seperti perak, turun 0,3 persen menjadi 33,63 Dolar AS per ons. Platinum juga turun 0,1 persen menjadi 975,17 Dolar AS. Paladium melonjak 1 persen menjadi 965,98 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: