Demo Mahasiswa Tertahan Prajogo Pangestu, IHSG Tumbang 1,94 Persen

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Jumat, 21 Maret 2025, 23:34 WIB
Demo Mahasiswa Tertahan Prajogo Pangestu, IHSG Tumbang 1,94 Persen
Demonstrasi menolak revisi UU TNI (Foto: bbc.com)
USAI mampu mencetak gerak balik kenaikan tajam dalam dua hari sesi perdagangan secara beruntun, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur merah dalam menutup sesi pekan ini, Jumat 21 Maret 2025. Kinerja merah IHSG kali ini juga kembali terjadi di tengah masih bertahan positif nya Indeks di Asia.

Kinerja merah IHSG seakan seiring dengan situasi terkini dari aksi demonstrasi besar mahasiswa yang menolak pengesahan revisi UU TNI oleh Dewan Perwakilan Rakyat, DPR. Laporan lebih jauh menyebutkan, aksi demonstrasi yang sempat memakan tiga korban luka, namun diberitakan sudah dipulangkan usai mendapat perawatan di rumah sakit.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan di bursa saham Jakarta memperlihatkan, minimnya sentimen domestik yang tersedia kecuali dari aksi demonstrasi mahasiswa tersebut. Sikap pelaku pasar secara keseluruhan sesungguhnya belum terlalu jatuh dalam kepanikan. Namun usai mengalami dua hari lonjakan tajam, investor belum menemukan pijakan yang meyakinkan untuk bertahan optimis.

Gerak balik tekanan jual akhirnya terjadi dan IHSG kembali terjungkal dalam rentang curam. Pantauan juga menunjukkan, IHSG yang sempat mengawali sesi pagi dengan berupaya menjangkau zona penguatan moderat, namun sekitar satu menit kemudian beralih tertekan hingga terseret ke zona merah. Gerak merah IHSG kemudian semakin tajam dan konsisten di sepanjang sesi.

IHSG akhirnya memungkasi sesi pekan ini dengan runtuh curam 1,94 persen di 6.258,17 dengan mencetak titik terlemahnya di 6.218,6 atau merosot 2,56 persen. Keruntuhan suram IHSG juga tercermin kukuh pada kinerja saham unggulan, di mana nyaris seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan berakhir di zona penurunan tajam. Saham-saham seperti:  BMRI, BBCA, BBNI, TLKM, INDF, ICBP, UNVR, ISAT, BBTN, ITMG, JPFA dan CPIN hancur di zona merah.

Situasi menarik terjadi pada empat saham dari group konglomerasi Prajogo Pangestu yang justru mampu mencetak lonjakan sangat tajam di tengah merahnya IHSG. Keempat saham group Prajogo tersebut adalah: TPIA berakhir melompat tajam 2,83  persen di Rp7.250, BREN melambung curam 6,69 persen di Rp5.975, BRPT meroket 3,7 persen di Rp700 dan CUAN naik 0,37 persen di Rp6.750. Kinerja empat saham Prajogo tersebut seakan menantang sentimen dari aksi demonstrasi mahasiswa.

Pada sisi lainnya, kinerja  saham dalam jajaran Danantara cenderung tertekan di zona pelemahan tajam. BMRI ditutup anjlok 4,54 persen di Rp4.410, BBNI ambruk curam 7,59 persen di Rp3.770 dan TLKM yang berakhir runtuh 3,34 persen di Rp2.310. Sedang BBRI mampu menutup sesi dengan naik 1,09 persen di Rp3.700.

Kontras dengan situasi yang terjadi di Jakarta, sesi perdagangan di Asia justru mampu bertahan positif meski dalam kisaran yang tak terlalu meyakinkan. Pelaku pasar di Asia mendapatkan suntikan sentimen positif dari kinerja inflasi Jepang yang dilaporkan sebesar 3 persen pada Februari lalu. Kisaran tersebut sedikit di atas ekspektasi pasar yang berada di kisaran 2,9 persen.

Rilis data inflasi tersebut sekaligus menjadi sinyal penting bagi Bank Sentral Jepang, BoJ untuk menaikkan suku bunga. Sementara sentimen lain dari AS, di mana kinerja perekonomian yang mulai terancam akibat kebijakan tarif masuk oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Sebelumnya, sentimen tersebut telah memaksa Indeks Wall Street berakhir di zona penurunan moderat.

Meski demikian, situasi dan sentimen secara keseluruhan masih jauh dari mengkhawatirkan, hingga pelaku pasar cenderung bertahan optimis untuk mengangkat Indeks. Hingga sesi perdagangan ditutup, Indeks Nikkei (Jepang) turun moderat 0,2 persen di 37.677,06, sementara indeks ASX 200 (Australia) menanjak 0,16 persen di 7.931,2 dan Indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat 0,23 persen di 2.643,13.

Kinerja  Indeks di Asia yang kurang meyakinkan tersebut terkesan membuat semangat di bursa saham Indonesia memudar, terlebih usai menjalani lonjakan tajam dalam dua hari sesi perdagangan secara beruntun.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA