Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan penawaran dan permintaan.
"Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut, dukungan pendanaan dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas (KLM)," kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 19 Maret 2025.
Sementara itu, dari sisi permintaan, Perry mengatakan pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif.
Adapun berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan pertumbuhan kredit investasi tumbuh 14,62 persen yoy, kredit modal kerja naik 7,66 persen yoy, dan kredit konsumsi tumbuh 10,31 persen yoy.
Selain itu pembiayaan syariah juga tumbuh sebesar 9,15 persen yoy, sementara kredit UMKM tumbuh 2,51 persen yoy.
Selain itu, pembiayaan syariah juga ikut tumbuh sebesar 9,71 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 2,88 persen (yoy).
“Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.
BERITA TERKAIT: