Bifrost, sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Pantai Barat Amerika Utara, dengan titik pendaratan di Jakarta, Manado, Davao, dan Guam, divisualisasikan sebagai jalan tol digital di Samudra Pasifik yang membentang lebih dari 20.000 km.
Hal ini menandai proyek inovatif yang dilakukan oleh Telin, Meta, dan Keppel, menjadikannya kabel bawah laut pertama di dunia yang secara langsung menghubungkan kedua benua melalui Laut Jawa dan Laut Sulawesi di Indonesia.
Telin telah menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan infrastruktur digital Indonesia. Lokasi strategis Manado di Indonesia timur telah dipilih sebagai titik terminasi Bifrost setelah sebelumnya berperan sebagai titik pendaratan kabel internasional SEA-US dan IGG.
Hal ini juga memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan merangsang bisnis digital di Indonesia Timur.
CTO Telin Abdul Rahman Ansyori menyatakan bahwa, Golden Buoy dari Kabel Bifrost mewakili momen bersejarah yang memposisikan Manado sebagai gerbang internasional kedua Indonesia.
“Sistem Kabel Bifrost akan menjadi komponen penting dari evolusi ekonomi dan teknologi bangsa dengan meningkatkan konektivitas global, membuka jalan bagi penerapan banyak sistem kabel masa depan Telin,” ucap Abdul Rahman dalam keterangannya, Kamis, 13 Februari 2025.
Sistem Kabel Bifrost akan memenuhi permintaan konektivitas yang berkembang pesat di Asia Tenggara, dilengkapi dengan teknologi transmisi optik bawah laut tercanggih yang akan menguntungkan berbagai industri, termasuk operator telekomunikasi, hyperscaler, penyedia layanan cloud, dan pemain Data Center.
Ke depannya, Telin secara aktif berpartisipasi dalam berbagai proyek infrastruktur strategis tambahan untuk meningkatkan konektivitas dan berkontribusi pada masyarakat digital global.
BERITA TERKAIT: