Saham GULA anjlok 24,66 persen ke posisi 388 pada Jumat 16 Januari 2025, setelah diawasi BEI. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 65,44 juta dengan nilai transaksi Rp26,38 miliar. Namun begitu, dalam sepekan, GULA masih mencatatkan kenaikan 17,58 persen.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham GULA tersebut, kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut," ujar BEI dalam pengumumannya.
Harga saham GULA sempat menguat berturut-turut selama dua hari pada 15-16 Januari 2025 dengan kenaikan masing-masing mencapai 24,85 persen ke harga Rp412 dan 25 persen ke harga Rp515.
Dalam sepekan, saham GULA melompat 17,58 persen dan tumbuh 12,79 persen dalam satu bulan.
Meski begitu, kata BEI, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham-saham tersebut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa," kata BEI.
Emiten perkebunan tebu, perdagangan gula dan industri gula tersebut sebelumnya juga masuk radar UMA pada 12 Juni dan 23 September 2024.
Para investor diharapkan untuk mencermati kinerja emiten bersangkutan dan mengkaji kembali rencana corporate action sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Saham lain yang juga masuk dalam radar UMA adalah PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI dan PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM), serta PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC).
BERITA TERKAIT: