Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (
futures) CPO meningkat 2,07 persen ke 4.484 Ringgit per ton, melanjutkan tren penguatan pada dua hari beruntun.
Kenaikan harga CPO ini terjadi setelah data industri terbaru menunjukkan stok minyak sawit turun untuk ketiga kalinya menjadi 1,71 juta ton metrik pada akhir Desember lalu.
Mengutip
Trading Economics, Senin 13 Januari 2025, harga minyak sawit bangkit dari level terendah dalam lebih dari 11 pekan, didukung oleh optimisme permintaan dari pembeli utama, China, yang diprediksi akan kembali meningkat menjelang Tahun Baru Imlek akhir bulan ini.
Sementara itu, data perdagangan China menunjukkan ekspor naik selama sembilan bulan berturut-turut pada Desember, dan impor secara tak terduga meningkat. Hal ini turut mendukung sentimen pasar.
Namun, kenaikan harga tertahan oleh kewaspadaan terhadap rilis data impor India yang diperkirakan diumumkan akhir pekan ini.
Selain itu, beberapa pelaku pasar juga memproyeksikan permintaan yang lemah pada kuartal I-2025 karena minyak nabati pesaing masih memiliki keunggulan harga dibandingkan minyak sawit.
BERITA TERKAIT: