Dengan ditetapkannya Indonesia menjadi anggota BRICS, maka salah satu peluang perdagangannya adalah transaksi minyak mentah dari Rusia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan selama hal itu menguntungkan, sah-sah saja jika kelak ada peluang untuk RI bisa membeli minyak dari Rusia.
Di sisi lain, saat ini Rusia masih menerima sanksi dari negara Barat imbas invasi ke Ukraina.
"Ketika kita bangun dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan, dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?" kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu 11 Januari 2025.
Hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. Ia melihat ada sejumlah potensi yang bisa didapat Indonesia, dengan bergabung sebagai anggota penuh BRICS. Termasuk dalam melakukan impor minyak Rusia.
Menurutnya, Pemerintah bisa saja mengubah kebijakan dengan membeli minyak impor dari Rusia karena secara hitung-hitungan masuk. Namun tetap tidak boleh sembrono. Indonesia juga harus bernegosiasi dengan negara lain agar kebijakan itu tidak menimbulkan masalah.
"Ya ke mana saja kalau kita menguntungkan Republik, kita beli. Kalau kita ada dari bulan pun udah kita beli. Sepanjang itu tadi menguntungkan Republik," kata Luhut usai konferensi pers perdana Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Jakarta, baru-baru ini.
BERITA TERKAIT: