Langkah ini diambil menyusul risiko tutup produk yang dapat terlepas saat terkena panas, berpotensi menyebabkan luka bakar.
"Pengguna diminta segera menghentikan penggunaan travel mug yang terdampak dan menghubungi Stanley untuk mendapatkan tutup pengganti secara gratis," kata Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat (CPSC) dalam pernyataan resminya, dikutip dari
CNN pada Sabtu 14 Desember 2024.
Produk yang ditarik mencakup travel mug berkapasitas 12 hingga 20 ons dalam berbagai warna, termasuk putih, hitam, dan hijau. Produk ini dijual dengan harga antara 20-50 Dolar AS atau sekitar Rp319 ribu hingga Rp899 ribu melalui retailer besar seperti Amazon, Target, Walmart, dan Dick's Sporting Goods.
Stanley mengakui telah menerima lebih dari 90 laporan global terkait masalah tutup yang terlepas. Dari jumlah tersebut, 38 laporan melibatkan luka bakar, termasuk 11 kasus yang memerlukan perawatan medis. Di Amerika Serikat sendiri, tercatat 16 keluhan dan 2 kasus cedera akibat masalah serupa.
Sebagai langkah penanganan, Stanley menyediakan laman web khusus untuk membantu konsumen mengidentifikasi model yang terdampak sekaligus mengajukan permintaan pergantian tutup.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya popularitas Stanley setelah menjalani rebranding pada 2020. Upaya memperluas pasar terus dilakukan, termasuk di Indonesia dengan memperkenalkan pilihan warna dan desain baru serta bekerja sama dengan influencer media sosial.
Profesor Pemasaran dari University of Buffalo School of Management, Charles Lindsey, menyebut bahwa strategi ini berhasil mengubah Stanley menjadi simbol status sosial dan menciptakan tren baru.
"Rekomendasi influencer menciptakan buzz besar, yang menjadikan Stanley lebih dari sekadar produk fungsional, tetapi juga bagian dari tren," ujarnya kepada CNN.
BERITA TERKAIT: