Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Rabu 13 November 2024, agenda RUPSLB akan digelar di Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang, dengan mata acara perubahan susunan pengurus.
Beredar kabar yang menyebutkan bahwa salah satu yang akan digeser adalah Direktur Utama Irfan Setiaputra.
Rencana perubahan jajaran kepengurusan GIAA dilakukan di tengah kinerja keuangan yang masih membukukan rugi.
GIAA adalah maskapai penerbangan niaga tertua dan menjadi nomor satu. Namun, beberapa tahun belakangan, Garuda Indonesia mengalami kemunduran.
Pendapatan Meningkat tapi Rugi Bersih Membengkak
GIAA memang mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 14,72 persen secara tahunan (year on year/yoy). Di sembilan bulan pertama 2024 pendapatan GIAA menjadi 2,56 miliar Dolar AS, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 2,23 miliar Dolar AS.
Namun begitu, di kuartal III tahun ini, GIAA masih terus mengalami kerugian, di mana rugi bersih mencapai 131,22 juta Dolar AS atau setara Rp2,06 triliun (kurs Rp15.672 per Dolar AS).
Angka ini membengkak dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 72,38 juta Dolar AS atau Rp1,13 triliun.
Rugi bersih GIAA yang membengkak itu terjadi seiring dengan beban usaha yang juga naik sebesar 19,6 persen yoy menjadi 2,38 miliar Dolar AS per kuartal III/2024. Beban keuangan GIAA juga naik 10,78 persen yoy menjadi 374,33 juta Dolar AS.
Irfan Setiaputra mengatakan GIAA memang masih membukukan kerugian. Namun, ia berdalih, GIAA telah meraup laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang positif sebesar 685,81 juta Dolar AS. Raupan EBITDA tersebut, menurut Irfan, menggambarkan kinerja operasional perusahaan yang sudah kembali sehat.
Mengenai rencana perombakan jajaran direksi dalam RUPSLB mendatang, Irfa mengatakan, ia tidak akan mempermasalahkan hasil RUPSLB besok. Dia mengatakan jajaran direksi periodenya akan tetap bersikap profesional apabila forum menghendaki perubahan.
Irfan Setiaputra mengatakan jajaran direksi yang ia pimpin juga tak akan banyak bertanya, termasuk apabila kursi Direktur Utama Garuda Indonesia akan ditempati sosok baru.
Integrasi ke InJourney Tersendat
Garuda Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini sedang dipersiapkan untuk bergabung ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney. Namun, rencana tersebut ternyata belum bisa diselesaikan dalam waktu dekat.
Kementerian BUMN menyebutkan, beberapa hal yang perlu diatasi sebelum Garuda Indonesia bergabung dengan InJourney adalah meyelesaikan masalah keuangan. Hingga kini, rencana penggabungan tersebut masih terus dikaji secara mendalam.
Irfan sendiri mengatakan, penggabungan Garuda ke dalam InJourney tidak dapat diselesaikan dalam waktu dekat karena masih banyak persoalan yang perlu dibereskan.
Kementerian BUMN membentuk Holding PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney pada Oktober 2021, yang merupakan ekosistem pariwisata multi sektor yang memberikan layanan bandar udara dan kargo, destinasi pariwisata, hotel hingga manajemen retail produk serta industri kreatif.
InJourney memiliki anak perusahaan, di antaranya PT Angkasa Pura I; PT Angkasa Pura II; PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko; PT Hotel Indonesia Natour’ ITDC; dan PT Sarinah.
GIAA berada di posisi ke-34 dalam daftar World's Top 100 Airlines 2024 Skytrax. Peringkat ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu yang berada di posisi ke-30.
BERITA TERKAIT: