Laba bersih tercatat sebesar Rp2,30 triliun atau terkoreksi 18,98 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp2,83 triliun.
Manajemen Perseroan mengatakan, kenaikan suku bunga yang terjadi selama tahun 2024 telah menyebabkan turunnya Margin Bunga Bersih (NIM) menjadi 4,44 persen dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar 5,06 persen, yang menekan kemampuan Bank membukukan laba.
"Hingga Kuartal III tahun 2024 Bank Panin membukukan biaya penyisihan penghapusan kredit sebesar Rp902,99 milyar," terang manajemen dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin 28 Oktober 2024.
Pertumbuhan kredit didukung segmen Ritel khususnya KPR yang naik 6,47 persen serta segmen Komersial yang naik 3,84 persen.
Dengan pertumbuhan tersebut porsi kredit Ritel dan Komersial kini mencapai 56,43 persen dari total kredit, dan sisanya segmen Korporasi.
“Posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 5,41 persen dan telah mencapai Rp153,08 triliun dengan CASA mencapai 42,99 persen,” jelas manajemen.
Bank Panin berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II Tahun 2024 pada awal Oktober 2024, dengan jumlah Pokok Obligasi yang diterbitkan sebesar Rp3,91 triliun.
Seluruh dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, akan dipergunakan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha terutama dalam pemberian kredit.
Hingga Kuartal III tahun 2024 Bank Panin membukukan biaya penyisihan penghapusan kredit sebesar Rp902,99 miliar. Dari sisi permodalan terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp52,2 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 34,08 persen.
BERITA TERKAIT: