Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives tercatat naik 1,10 persen ke level 4.304 Ringgit per ton.
Harga CPO ini meningkat setelah dua hari sebelumnya terus terkoreksi imbas penguatan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) dan pemulihan harga minyak mentah.
Sementara itu, selama satu bulan terakhir ini, harga komoditas ini juga tercatat melesat lebih dari 10 persen.
Menurut Trading Economics, tanda-tanda ekspor yang kuat diyakini akan memberikan dukungan terhadap komoditas ini, dengan data dari surveyor kargo Intertek Testing Services menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia naik 8,7 persen selama 1-20 Oktober.
Selain itu, lonjakan harga ini juga terjadi setelah Uni Eropa memutuskan untuk menunda undang-undang deforestasi selama satu tahun, dan memperpanjang tenggat waktu hingga Desember 2025.
Untuk pekan ini, Futures CPO diperkirakan akan diperdagangkan dengan bias positif pekan ini di tengah pertumbuhan produksi yang lebih rendah dan laju ekspor yang lebih kuat.
Trader minyak sawit David Ng mengatakan laju produksi melambat dan produksi yang lebih lemah kemungkinan akan menyebabkan level stok yang lebih rendah secara keseluruhan di negara ini.
Sedangkan, permintaan ekspor tetap kuat dengan pembelian musiman dari India menjelang festival Diwali.
"Kami memperkirakan harga akan berada dalam kisaran 4.200 hingga 4.400 Ringgit per ton pekan depan," ujarnya kepada Bernama.
BERITA TERKAIT: