Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar Dolar AS per September 2024.
Capaian tersebut memperpanjang tren surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 53 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menegaskan, hingga September 2024, akumulasi surplus tercatat mencapai 21,98 miliar Dolar AS.
"Konsistensi tren surplus ini merupakan kabar yang baik, membuktikan daya tahan ekonomi kita di tengah stagnasi ekonomi global," kata Febrio di Jakarta, dikutip Kamis 16 Oktober 2024.
Ia menambahkan, hal itu mencerminkan ekonomi Indonesia yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah.
"Tentunya hal ini menjadi modal yang baik untuk masa yang akan datang,” ujarnya.
Aktivitas perdagangan Indonesia yang masih mencatatkan kinerja yang baik hingga September juga dikatakan menjadi sinyal yang positif bagi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024.
Kemenkeu memproyeksikan pada triwulan tersebut ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di atas 5,0 persen di tengah tantangan ekonomi global.
Febrio menjamin pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. Pemerintah juga akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama.
BERITA TERKAIT: