Asosiasi Pekerja Pelabuhan Internasional mengatakan pada Minggu bahwa aksi tersebut dilakukan untuk menuntut upah yang lebih layak.
"United States Maritime Alliance menolak untuk mengatasi penindasan upah selama setengah abad," kata serikat pekerja tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (30/9).
United States Maritime Alliance, yang dikenal sebagai USMX, mewakili para pengusaha di industri pelabuhan di Pantai Timur dan Gulf Coast.
Jika anggota serikat pekerja mogok kerja di pelabuhan yang membentang dari Maine hingga Texas, itu akan menjadi aksi mogok ILA pertama di seluruh pesisir sejak tahun 1977. Aksi itu akan memengaruhi kinerja pelabuhan yang menangani sekitar separuh pengiriman laut nasional.
Serikat pekerja mengatakan sebelumnya bahwa pemogokan tidak akan berdampak pada pengiriman kargo militer atau lalu lintas kapal pesiar.
Pada Minggu, Presiden Joe Biden mengatakan dia tidak bermaksud untuk campur tangan guna mencegah aksi mogok jika pekerja dermaga gagal mendapatkan kontrak baru pada batas waktu 1 Oktober.
"Itu adalah perundingan kolektif. Saya tidak percaya pada Taft-Hartley," katanya kepada wartawan.
Presiden hanya dapat campur tangan dalam perselisihan perburuhan yang mengancam keamanan atau keselamatan nasional dengan memberlakukan masa tenang selama 80 hari berdasarkan Undang-Undang Taft-Hartley federal.
Pemogokan dapat menghentikan arus berbagai hal, mulai dari makanan hingga mobil di pelabuhan-pelabuhan utama yang dapat membahayakan lapangan pekerjaan dan memicu inflasi beberapa minggu menjelang pemilihan presiden AS.
Business Roundtable, yang mewakili para pemimpin bisnis utama AS, mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan potensi pemogokan di pelabuhan Pantai Timur dan Pantai Teluk.
BERITA TERKAIT: