Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Minyak Dunia Merosot 1 Persen, Brent jadi 78,65 Dolar AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Kamis, 29 Agustus 2024, 12:20 WIB
Minyak Dunia Merosot 1 Persen, Brent jadi 78,65 Dolar AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Harga minyak dunia ditutup anjlok 1 persen setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dilaporkan berkurang lebih sedikit dari perkiraan.

Seperti dikutip Reuters, Kamis (29/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 melemah 90 sen atau 1,13 persen menjadi 78,65 Dolar AS per barel pada Rabu malam waktu AS.

Sedangkan minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 1,34 persen menjadi 74,52 Dolar AS per barel.

Harga minyak yang melemah ini menunjukkan berlanjutnya tren penurunan, setelah pada Selasa minyak dunia turun lebih dari 2 persen usai sempat naik 7 persen tiga hari sebelumnya.

Penurunan ini diprediksi terjadi karena data dari Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 846.000 barel menjadi 425,2 juta barel di minggu lalu. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters, dengan aktivitas penyulingan meningkat selama minggu ini.

"Agak mengejutkan melihat penarikan minyak mentah yang begitu kecil jika operasi penyulingan benar-benar sekuat itu, pada level tertinggi dalam enam minggu," kata Lead Oil Analyst di Kpler, Matt Smith.

"Kekuatan yang berkelanjutan dalam impor dan penurunan ekspor membantu mengendalikan penarikan," tambahnya.

Selain itu, kekhawatiran permintaan China juga disebut terus membebani harga karena data terbaru menunjukkan ekonomi yang sedang berjuang dan permintaan minyak yang melambat dari penyuling.

"Permintaan di China masih lemah dan pemulihan yang diharapkan pada semester kedua belum menunjukkan tanda-tanda yang kredibel untuk dimulai," kata seorang analis di Barclays, Amarpreet Singh dalam sebuah catatan.

Sementara itu, potensi hilangnya produksi minyak Libya dan kemungkinan meluasnya konflik Israel-Gaza ini juga turut menjadi risiko terbesar bagi pasar minyak, yang membatasi penurunan harga pada Rabu. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA