Sementara sesi perdagangan penutupan pekan lalu di Wall Street masih memperlihatkan situasi kondusif dengan seluruh indeks menginjak zona hijau. Namun kenaikan indeks Wall Street akhir pekan lalu yang berada di rentang moderat, mengindikasikan sikap optimis pelaku pasar yang belum solid untuk berlanjut.
Investor, oleh karenanya, akan berupaya mencari sentimen minor yang mungkin bisa dijadikan pijakan untuk menentukan arah gerak indeks. Sementara sentimen rilis data perekonomian di Asia juga nyaris tidak ada, pelaku pasar di Jakarta sangat mungkin akan mengarahkan perhatiannya pada sentimen domestik terkini.
Sejumlah laporan terkini menyebutkan, dari ranah perpolitikan nasional, di mana Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet menjelang akhir masa jabatannya. Langkah reshuffle oleh Jokowi ini dinilai akan semakin mempertinggi tensi hubungan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjadi penyokong utamanya dalam karir politik Jokowi. Dua menteri dari PDIP diganti dalam reshuffle edisi kali ini.
Langkah Reshuffle Jokowi ini juga beriringan dengan situasi menjelang kepemimpinan partai Golkar di bawah menteri Bahlil yang dikenal sebagai orang Jokowi.
Sentimen domestik lain yang akan menyita perhatian investor adalah bebasnya Jessica Kumala Wongso dari penjara setelah mendapatkan diskon nyaris 5 tahun. Kasus yang menimpa Jessica Wongso yang telah mendapatkan simpati publik sangat besar, seakan menantang slogan revolusi mental yang populer diagungkan Jokowi di awal kepresidenannya.
Di tengah serangkaian situasi tersebut, prospek IHSG semakin sulit mendapatkan arahan yang meyakinkan. Namun secara teknikal, IHSG terlihat masih berpeluang untuk mengawali sesi perdagangan dengan gerak positif. IHSG juga memiliki peluang yang sama untuk menurun, namun kisaran penguatan ataupun penurunan akan berada di rentang terbatas.
Catatan menunjukkan, tiadanya sentimen agenda rilis data perekonomian domestik di sepanjang pekan Ini, yang menyebabkan investor akan lebih tertuju perhatiannya pada sentimen regional dan global.
Sementara pantauan terkini dari jalannya sesi perdagangan di Asia menunjukkan, gerak indeks yang masih terjebak di rentang terbatas. Indeks Nikkei (Jepang) turun 0,62 persen di 37.825,82, indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah 0,17 persen di 2.692,68 dan indeks ASX200 (Australia) terkoreksi 0,22 persen di 7.953,7.
Dengan bekal pola gerak indeks di Asia yang jauh dari meyakinkan tersebut, serta sentimen minor domestik dari Reshuffle Jokowi dan bebasnya Jessica Wongso, IHSG diyakini akan cenderung terjebak di rentang terbatas dalam menjalani sesi perdagangan pembukaan pekan ini. Pelaku pasar diyakini akan mencermati sejauh mana langkah Reshuffle kabinet tidak mengguncang perpolitikan dan kebijakan ekonomi di sisa jabatan Jokowi.
Prospek serupa juga sangat mungkin akan terjadi pada Rupiah di pasar uang. Usai kembali berhasil menjinakkan Dolar AS pekan lalu, gerak menguat lanjutan masih dimungkinkan bagi Rupiah. Dan gerak menguat dalam taraf moderat menjadi opsi yang paling mungkin.
Peluang Rupiah untuk terjebak di zona koreksi juga sangat mungkin akibat potensi teknikal yang muncul usai gerak menguat secara mengesankan di sepanjang sesi perdagangan pekan lalu.
Sekedar catatan tambahan, tinjauan teknikal terkini memperlihatkan tren penguatan Rupiah yang masih cukup solid, di mana hal Ini mengindikasikan peluang bagi Rupiah untuk terus menguat. Dan, kabar positif dari tinjauan teknikal ini semakin mengangkat sikap optimis pelaku pasar bila dikombinasi dengan pantauan terkini di pasar uang global.
Hingga sesi perdagangan pagi ini di Asia, mata uang utama Dunia terlihat masih bertahan di level tertingginya usai melonjak tajam di sesi penutupan pekan lalu.
BERITA TERKAIT: