Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kinerja Surplus Jokowi Menciut, IHSG Runtuh 0,36 Persen

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Kamis, 15 Agustus 2024, 16:32 WIB
Kinerja Surplus Jokowi Menciut, IHSG Runtuh 0,36 Persen
Ilustrasi (Foto: Splash247.com)
rmol news logo Berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya memerah dalam sesi perdagangan hari ini, Kamis 15 Agustus 2024. Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, upaya pelaku pasar di Jakarta untuk bertahan optimis dalam mengawali sesi perdagangan pagi.

IHSG terpantau menapak zona penguatan dan bahkan sempat mencetak rekor tertingginya dengan menjejak posisi 7.460, namun dengan cepat beralih ke zona merah. Rilis data neraca dagang untuk bulan Juli memperlihatkan, kinerja pemerintahan Jokowi yang semakin lesu dengan hanya membukukan surplus sebesar $0,47 milyar. Besaran surplus tersebut tercatat menurun jauh dibanding bulan yang sama tahun lalu yang sebesar $1,29 milyar.

Laporan lebih jauh menyebutkan, menciutnya surplus secara tajam dilatari oleh kinerja impor yang tumbuh 11,07 persen atau terlalu jauh melampaui perkiraan sebesar 0,04 persen, sementara di sisi lainnya, kinerja ekspor tumbuh 6,46 persen. Kinerja pemerintahan Presiden Jokowi di ujung jabatan dengan demikian terkesan lesu dan kelesuan tersebut memantik pesimisme pelaku pasar di Bursa saham.

Pantauan pada jalannya sesi perdagangan memperlihatkan, gerak IHSG yang konsisten menapak pelemahan moderat usai rilis data neraca dagang yang sedang sangat dinantikan itu. IHSG kemudian mengakhiri sesi perdagangan dengan merosot 0,36 persen di 7.409,5 atau masih mampu bertahan di atas level psikologis penting barunya di atas kisaran 7.400.

Pantauan lebih rinci menunjukkan gerak runtuh IHSG kali ini yang ditopang oleh sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan. Saham-saham unggulan tersebut melemah dalam kisaran yang bervariasi.  BMRI turun 0,7 persen di Rp7.025, BBNI turun 0,47 persen di Rp5.250, ADRO turun 0,31 persen di Rp3.210, UNTR turun 0,99 persen di Rp24.800, dan ISAT turun 3,03 persen di Rp11.200.

Sejumlah saham unggulan lain tercatat mampu bertahan positif, seperti: BBCA yang naik tipis 0,24 persen di Rp10.225, BBRI naik 0,2 persen di Rp4.830, dan TLKM naik 0,34 persen di Rp2.870. Kinerja IHSG yang merah kali ini dinilai masih seiring dengan potensi teknikal nya usai mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya. Namun rilis data neraca dagang, yang sebelumnya diharapkan pelaku pasar untuk setidaknya mempertahankan IHSG di zona hijau, gagal terealisir. Investor akhirnya mengambil kesempatan untuk melakukan aksi profit taking hingga menggelincirkan IHSG di zona merah.

Sementara pantauan dari sesi perdagangan di Asia menunjukkan kinerja yang masih positif menyusul serangkaian rilis data domestik. Gerak naik dibukukan indeks Nikkei di Bursa Saham Jepang,menyusul rilis kinerja pertumbuhan ekonomi negeri itu yang sebesar 0,8 persen di kuartal kedua atau jauh melampaui ekspektasi pelaku pasar di kisaran 0,5 persen. Sementara dari China dilaporkan rilis data yang mixed, dengan penjualan ritel disebutkan tumbuh 2,7 persen dibanding ekspektasi pasar sebesar 2,6 persen. Namun pertumbuhan output industri dilaporkan sebesar 5,1 persen dibanding ekspektasi pasar sebesar 5,2 persen. Sedangkan dari Australia dilaporkan, tingkat pengangguran yang naik tipis 0,1 persen menjadi 4,2 persen.

Keseluruhan rilis data tersebut masih mampu mempertahankan sikap optimis di bursa saham Asia. Hingga sesi perdagangan ditutup, indeks Nikkei melonjak 0,78 persen dengan singgah di posisi 36.726,64, Sedangkan indeks ASX200 (Australia) naik moderat 0,19 persen dengan mengakhiri sesi di 7.865,5.

Pola gerak yang serupa juga dilaporkan terjadi di pasar uang, di mana nilai tukar Rupiah mengawali sesi perdagangan dengan menginjak zona penguatan moderat. Namun dengan segera beralih ke zona merah dan kemudian konsisten menapak pelemahan. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah tercatat ditransaksikan di kisaran Rp15.689 per Dolar AS atau melemah moderat 0,1 persen.

Pantauan dari pasar uang Asia menunjukkan, gerak nilai tukar mata uang Asia yang mixed dan dalam rentang terbatas. Pola gerak nilai tukar Rupiah dengan demikian seiring dengan irama yang sedang berlangsung di Asia. Pantauan dari pasar uang global juga memperlihatkan pola yang tak jauh berbeda, di mana seluruh mata uang utama Dunia yang mengikis penguatan yang telah dibukukan sebelumnya usai menembus level psikologis nya.

Tren penguatan mata uang utama Dunia terlihat masih berlanjut, namun mengalami koreksi teknikal yang wajar. Terkhusus pada Rupiah, situasi di pasar uang global dan Asia tersebut kemudian berpadu dengan rilis data neraca dagang yang dinilai kurang mengesankan akhirnya menjadikan momentum potensi koreksi teknikal terwujud.

Tinjauan teknikal terkini menunjukkan, tren penguatan Rupiah yang masih solid berkat gerak menguat sangat signifikan dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya. Prospek Rupiah untuk menyeret Dolar AS hingga level psikologis nya di kisaran Rp15.000 masih terbuka peluangnya dalam beberapa pekan ke depan.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA