Laba ini melesat 350 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Dalam laporan kinerja keuangan, SeaBank juga mencatatkan total aset Rp31 triliun, atau tumbuh 11 persen ytd, yang ditopang oleh naiknya jumlah tabungan nasabah di SeaBank atau dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 13 persen.
Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley merinic perolehan DPK ini didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA) yang meliputi tabungan dan giro sebesar 60 persen, sedangkan dana mahal atau deposito sebesar 40 persen.
Pada kuartal II 2024, total nasabah Seabank sendiri tercatat telah mencapai 13 juta user, dengan rata-rata transaksi harian sebesar 3 juta transaksi dan jumlah perputaran uang mencapai Rp2 triliun.
Jumlah transaksi ini berasal dari pembayaran pulsa, listrik, multifinance, transfer rekening keluar-masuk, QRIS dan pembayaran lainnya.
Sementara dari sisi intermediasi, bank digital milik Sea Limited ini tercatat mampu menyalurkan kredit sebesar Rp18 triliun hingga akhir Juni 2024, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) terjaga di angka 1,98 persen.
“Kami akan terus menjaga angka NPL di posisi aman, kuncinya perkuat di awal (sebelum memberikan kredit) dengan menggunakan big data atau machine learning. Lalu, credit scoring menggunakan AI,” kata Sasmaya dalam keterangannya dikutip Jumat (9/8).
Ia menambahkan, capaian ini merupakan cerminan dari berhasilnya strategi bisnis dan peta jalan usaha yang sudah dijalankan SeaBank.
“Meski demikian, kami tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam seluruh aktivitas usaha SeaBank. Saat ini, kami optimis SeaBank akan terus melaju di sisa tahun ini dan memberikan ekosistem layanan terbaik ke nasabah di seluruh penjuru Nusantara,” tuturnya.
BERITA TERKAIT: