Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas, menilai, industri alas kaki dalam negeri memiliki tenaga kerja yang terampil dan teknologi industri yang canggih. Hal ini menjadi kelebihan Indonesia dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
"Indonesia memiliki keunggulan komparatif sumber daya manusia. Tenaga kerjanya terampil, sabar, dan tekun. Selain itu, industri alas kaki kita didukung teknologi industri yang canggih sehingga tidak kalah dengan yang lain," ujar Mendag, dikutip Sabtu (3/8).
Beberapa langkah strategis telah dilakukan Kemendag untuk meningkatkan ekspor industri ini. Di antaranya, melalui pameran, promosi perdagangan, dan diplomasi perdagangan ke berbagai negara terutama Uni Eropa.
Menurut Zulhas, perdagangan alas kaki Indonesia dengan Uni Eropa akan semakin meningkat melalui upaya Kemendag dalam penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Dengan perjanjian ini, kata Zulhas, pakaian dan alas kaki yang awalnya dikenai pajak 5 sampai 6 persen saat masuk Eropa akan menjadi 0 persen.
"Mudah-mudahan September ini selesai," kata Zulhas.
Indonesia tercatat sebagai eksportir alas kaki terbesar ke-6 dunia. Tren pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat sebesar 13,13 persen dalam lima tahun terakhir (2019.2023).
Negara tujuan ekspor utama alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Belgia, Belanda, dan Jepang.
Peluang pasar produk kulit dunia menunjukkan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 1,63 persen untuk periode 2024.2029 dengan nilai pendapatan sebesar 44 miliar Dolar AS pada 2024.
Seperti produk kulit, peluang pasar alas kaki dunia secara global pada 2024.2028 diprediksi terus tumbuh positif sebesar 3,4 persen rata-rata per tahun dengan nilai 412 miliar Dolar AS.
BERITA TERKAIT: