Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Performa Senior Jokowi Tak Digubris, IHSG dan Rupiah Semoga Cerah

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Jumat, 26 Juli 2024, 10:41 WIB
Performa Senior Jokowi Tak Digubris, IHSG dan Rupiah Semoga Cerah
Bursa Saham Wall Street (Foto: moneycontrol.com)
rmol news logo Kinerja saham-saham teknologi di Bursa Wall Street terlihat masih belum mampu pulih dalam sesi perdagangan Kamis 25 Juli 2024. Dalam sesi perdagangan yang berakhir Jumat dinihari waktu Indonesia Barat, gerak Indeks Wall Street kembali jatuh dalam tekanan jual yang signifikan. Saham-saham teknologi terlihat kembali berkontribusi besar dalam penurunan Indeks.

Sementara laporan dari sentimen yang mengiringi terpantau cukup melegakan, dengan pertumbuhan ekonomi AS yang dilaporkan mencapai 2,8 persen di kuartal kedua tahun ini. Kinerja tersebut jauh melampaui ekspektasi pelaku pasar yang berada di kisaran 2,1 persen. Kinerja perekonomian di bawah pimpinan Presiden Joe Biden, yang sempat disebut senior oleh presiden Jokowi itu, dengan demikian cukup mengesankan.

Sentimen positif lain juga datang dari rilis data tunjangan pengangguran yang melampaui ekspektasi pasar dengan mencapai sebesar 235.000 atau menurun 10.000 dibanding minggu sebelumnya. Serangkaian rilis data positif AS ini sekaligus mengindikasikan kinerja perekonomian yang menapak kemajuan untuk selanjutnya membuka ruang penurunan suku bunga.

Namun sikap pelaku pasar di Bursa Wall Street terlihat tak menggubris kinerja mengesankan pemerintah Biden tersebut. Pesimisme terlihat masih bertahan dan tekanan jual kembali berlanjut dengan konsisten di sepanjang sesi perdagangan.
Tekanan jual yang mendera saham-saham teknologi kembali bergelombang hingga menghempaskan Indeks di zona merah. Hingga sesi perdagangan ditutup beberapa jam lalu, Indeks DJIA terlihat mencoba bertahan dengan naik tipis 0,2 persen untuk berakhir di 39.935,07, sementara indeks S&P500 kembali terdampar di zona merah dengan turun 0,51 persen setelah menginjak posisi 5.399,22.
Situasi lebih buruk mendera indeks Nasdaq yang kembali longsor 0,93 persen dengan menutup sesi di 17.181,72. Pantauan lebih rinci memperlihatkan, penurunan saham-saham teknologi yang kembali berkontribusi sangat besar pada merosot nya Indeks kali ini. Diantaranya Saham Arm Holdings Plc yang terpangkas tajam 5,4 persen, Honeywell International Inc yang merosot curam 5,24 persen, serta Advance Micro Devices Inc yang terjungkal 4,4 persen.

Kabar sedikit menggembirakan datang dari sesi perdagangan after hours, di mana Indeks Wall Street terlihat berupaya menginjak zona hijau hingga pagi ini. Sementara pada sesi perdagangan pagi penutupan pekan ini di Asia, Jumat 26 Juli 2024, gerak indeks terpantau cenderung bervariasi usai mengalami tekanan jual hebat di sesi perdagangan kemarin.

Pelaku pasar di Asia terlihat mulai menilai sentimen suram yang tak perlu berlanjut, terlebih penurunan Indeks yang terjadi di sesi perdagangan kemarin telah sangat atau terlalu tajam. Sentimen dari rilis data terkini perekonomian AS juga bisa menjadi  bahkan pertimbangan tambahan pelaku pasar di Asia.

Hingga ulasan Ini disunting, Indeks Nikkei (Jepang) menurun 0,1persen dengan menginjak posisi 37.832,36 sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat 0,51 persen di 2.724,44 dan indeks ASX 200 (Australia) terangkat tajam 0,78 persen di 7.922,6.

Dengan kepungan sentimen yang mulai reda dari tekanan jual, sesi perdagangan saham di Bursa Saham Indonesia bisa diharapkan mampu bertahan hijau dalam menutup pekan ini. Sebagai catatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada sesi perdagangan kemarin hanya mengalami penurunan moderat sebesar 0,31 persen setelah secara konsisten menapak pelemahan signifikan di sepanjang sesi perdagangan.

Kemampuan IHSG untuk mengikis penurunan di detik akhir penutupan sesi perdagangan, mengindikasikan sikap pelaku pasar di Jakarta yang masih memendam optimisme. Namun untuk melakukan tekanan beli secara signifikan, investor masih menunggu momentum dan sentimen yang memadai. Prospek IHSG dalam penutupan pekan ini, dengan demikian bisa diharapkan positif, namun tentu dalam rentang yang cenderung terbatas. Peluang IHSG untuk mengalami koreksi dalam rentang moderat juga cukup terbuka hari ini.

Situasi serupa juga terjadi di pasar uang global, di mana nyaris seluruh mata uang utama Dunia kembali menderita tekanan jual. Berlanjutnya meruntuhkan harga minyak dunia, membuat mata uang Dolar Australia dan Dolar Kanada kembali memimpin kemerosotan. Dolar Kanada bahkan telah menyentuh titik terlemahnya dalam lebih dari dua pekan sesi perdagangan terakhir.

Kecenderungan melemahnya mata uang Asia di akhir pekan ini, dengan demikian sulit dielakkan. Namun rentang gerak pelemahan terbatas masih menjadi opsi yang paling mungkin. Mata uang Asia, termasuk Rupiah, bahkan berpeluang untuk beralih menguat. Hal ini terutama bila melihat pola gerak dalam sesi perdagangan kemarin yang mampu menahan sentimen suram. Sejumlah mata uang Asia bahkan mampu membukukan penguatan meyakinkan, terutama Yuan China.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA