Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saham Bank BCA Tahan Banting, IHSG Cuma Turun 0,31%

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Kamis, 25 Juli 2024, 21:04 WIB
Saham Bank BCA Tahan Banting, IHSG Cuma Turun 0,31%
Ilustrasi: teller Bank BCA melayani nasabah di kantor cabang Kebayoran Lama, Jakarta. Foto RM
rmol news logo Kepanikan serius yang melanda bursa saham global terkesan tak terlalu berimbas di bursa saham Indonesia. Hal ini terlihat dari gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terhindar dari koreksi curam. Menutup sesi perdagangan hari ini, Kamis 25 Juli 2024, IHSG cuma melemah 0,31 persen di 7.240,28 di tengah ambruknya bursa Asia.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, IHSG yang konsisten menapak zona merah di sepanjang sesi. Namun tekanan jual ekstrim sebagaimana mendera bursa saham Asia terlihat masih jauh. Pelaku pasar di Jakarta, nampaknya cukup tangguh menahan gempuran sentimen global yang sedang suram.

Serangkaian laporan terkini di sesi perdagangan Asia menyebutkan, pelaku pasar yang mendapatkan suntikan sentimen dari Korea Selatan, di mana negeri itu mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,3 persen secara kuartalan. Tingkat pertumbuhan tersebut berada di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 2,5 persen.

Sentimen kurang menggembirakan ini semakin berpadu dengan sentimen suram sebelumnya dari Wall Street terkait ambruknya saham-saham teknologi yang dipelopori Tesla. Laporan sebelumnya menyebutkan, kinerja kuartalan pabrikan mobil listrik milik Elon musk itu yang jauh dari menggembirakan. Akibatnya kepanikan di Bursa Utama Asia semakin terkukuhkan untuk menjungkalkan indeks dalam taraf ekstrim.

Indeks Nikkei (Jepang) tersungkur parah dengan runtuh 3,28 persen untuk menutup sesi di 37.869,51. Penurunan tajam juga mendera Indeks KOSPI (Korea Selatan) yang tertebas 1,74 persen untuk terhenti di 2.710,65. Sedangkan indeks ASX 200 (Australia) merosot tajam 1,29 persen di 7.861,2.

Kepanikan yang kian menjadi di Bursa Asia terlihat gagal menjalar hingga Jakarta, hal ini terlihat dari gerak IHSG yang menurun hanya dalam rentang moderat. Laporan lebih rinci menunjukkan, penurunan IHSG yang tercermin solid pada gerak saham unggulan. Nyaris seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terperosok dalam zona koreksi dalam rentang yang bervariasi.

Diantaranya: BBRI turun 1,67 persen di Rp 4.700, BBNI turun 1,47 persen di Rp5.025, UNVR rontok 8,45 persen di Rp 2.490, ASII turun 0,88 persen di Rp 4.490, SMGR turun 1,97 persen di Rp 3.980, dan ADRO turun 1,26 persen di Rp 3.130.

Kabar mengesankan datang dari saham favorit investor, BBCA yang justru mampu membukukan lonjakan tajam. Saham yang dikuasai grup Jarum itu melonjak tinggi 2,23 persen untuk menginjak posisi 10.300. Saham BBCA dengan demikian layak dimiliki saham tahan banting di mana mampu melonjak tajam di tengah suramnya Bursa global. Saham unggulan lain yang mampu bertahan di zona penguatan kali ini adalah BMRI yang naik 1,54 persen di Rp 6.575 dan UNTR naik moderat 0,3 persen di Rp 24.900.

Pantauan lebih jauh menunjukkan, kontribusi sangat signifikan dari idxbumn20 dalam penurunan IHSG kali ini. IDXBUMN20 terpantau turun tajam 0,75 persen dengan menutup sesi di 388,74.

Rupiah Kembali Terseret

Kepanikan serupa juga terlihat di pasar uang global, di mana seluruh mata uang utama Dunia kembali runtuh dalam rentang bervariasi. Lagi-lagi, Dolar Australia dan Dolar Kanada mengalami penurunan tajam lebih lanjut. Sentimen dari rontoknya harga minyak dunia menjadi penyebab ambruknya dua mata uang tersebut. Sebagaimana dilaporkan, harga minyak dunia jenis WTI yang kini telah runtuh hingga kisaran $77 per barrel.

Situasi ini, dengan mudah memaksa Rupiah kembali menyisir zona pelemahan sebagaimana sejumlah besar mata uang Asia. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah masih ditransaksikan di kisaran Rp 16.245 per Dolar AS atau melemah 0,22 persen. Pantauan juga menunjukkan, sejumlah mata uang Asia lain yang masih mampu bertahan di zona penguatan moderat, seperti Ringgit Malaysia, Dolar Singapura, dan Yuan China.

Investor, untuk setidaknya menahan tekanan jual lebih parah, kini berharap pada suntikan sentimen baru dari rilis data GDP preliminary AS dan tunjangan pengangguran yang akan dilakukan malam nanti waktu Indonesia Barat.[]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA