Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rebound Indeks Wall Street Basa-Basi, Rupiah Bisa Ragu

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Selasa, 23 Juli 2024, 09:25 WIB
Rebound Indeks Wall Street Basa-Basi, Rupiah Bisa Ragu
Foto ilustrasi The Seattle Times
rmol news logo Minimnya sentimen yang tersedia pada sesi perdagangan awal pekan ini, Senin 22 Juli 2024 di Bursa Wall Street, masih mampu menggerakkan indeks di teritori positif. Pada sesi perdagangan yang berakhir beberapa jam lalu itu, indeks Wall Street secara seragam menutup dengan kenaikan yang bervariasi.

Laporan menyebutkan, investor yang berupaya menemukan pijakan sentimen positif usai Indeks mengalami tekanan jual yang tajam pada sesi akhir pekan lalu. Namun sentimen hanya datang dari pentas perpolitikan AS, di mana Joe Biden mundur dari kontestasi. Selebihnya, sentimen hanya berkutat pada ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed yang diyakini akan dilakukan pada September mendatang.

Kombinasi dari penurunan tajam di sesi akhir pekan lalu dengan ekspektasi penurunan suku bunga kemudian mampu menghantarkan optimisme investor untuk berbalik melakukan tekanan beli dalam taraf terbatas. Indeks Wall Street akhirnya mampu menutup dengan kenaikan, namun terlihat masih belum cukup meyakinkan.

Kenaikan Wall Street kali ini dipimpin oleh Indeks Nasdaq yang longsor ekstrim di akhir pekan lalu. Indeks Nasdaq menutup sesi kali ini dengan melompat 1,58 persen di 18.007,57. Lonjakan Nasdaq sekaligus upaya bertahan di atas level psikologis nya di kisaran 18.000. Sementara indeks DJIA hanya mampu membukukan penguatan moderat dengan naik 0,32 persen untuk menetap di 40.415,44 dan Indeks S&P500 yang menanjak 1,08 persen setelah terhenti di 5.564,41.

Pantauan lebih rinci menunjukkan, gerak rebound indeks Wall Street kali ini yang dikontribusi dengan sangat signifikan oleh saham-saham sektor teknologi yang telah terhempas tragis di sesi akhir pekan lalu. Diantaranya: ON Semiconductor yang melambung 6,7 persen, Lam Research melompat 6,5 persen, Applied Material meroket 6,3 persen, serta KLA Corp menanjak 6,3 persen dan NXP Semiconductor yang melompat 5,4 persen.

Dengan lonjakan Indeks yang hanya disokong oleh gerak rebound teknikal pada saham-saham teknologi yang telah terdiskon besar di sesi pekan sebelumnya, lonjakan indeks Wall Street kali ini diyakini tak terlalu meyakinkan, alias basa-basi. Sesi perdagangan hari kedua pekan ini di Asia, Selasa 23 Juli 2024, dengan demikian hanya mendapatkan bekal yang tak terlalu meyakinkan, meski cukup berharga.

Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, Indeks di Bursa Utama Asia yang rontok pada sesi perdagangan kemarin, kini membutuhkan bekal untuk setidaknya menecegah tekanan jual berlanjut dalam sesi perdagangan Selasa ini. Gerak Indeks dalam rentang moderat di zona positif akan menjadi pilihan yang paling mungkin bagi Bursa Saham Asia.

Sementara pantauan terkini dari sesi perdagangan Asia pagi ini menunjukkan, Indeks Nikkei (Jepang) menanjak 0,56 persen di 39.821,52, Indeks KOSPI (Korea Selatan) naik tajam 1,2 persen di 2.796,77 dan indeks ASX 200 (Australia) menguat 0,29 persen di 7.955,0.

Pola berbeda terjadi pada Bursa Saham Indonesia, di mana pada sesi perdagangan kemarin secara mengejutkan mampu melawan sentimen suram di Asia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi dengan naik moderat 0,38 persen, dan dengan bekal tiadanya sentimen buruk yang ada menjadikan IHSG aman dari ancaman koreksi tajam. IHSG hari ini diperkirakan masih mampu bertahan di zona hijau dengan sokongan saham-saham teknologi serta Saham unggulan di sektor perbankan. Potensi koreksi terbatas pada saham-saham sektor energi akan menjadi risiko bagi IHSG untuk menanjak lebih lanjut. Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, lonjakan IHSG pada sesi perdagangan kemarin yang dikontribusi sangat signifikan oleh saham-saham tambang batu bara. Dengan turunnya harga minyak dunia, peluang menghadirkan koreksi bagi saham-saham batu bara menjadi terbuka.

IHSG oleh karenanya, diperkirakan masih akan cenderung positif dan bergerak dalam rentang terbatas di sepanjang sesi perdagangan hari ini.

Laporan sedikit berbeda datang dari pasar uang global, di mana gerak indeks Dolar AS menurun tipis dalam sesi perdagangan kemarin. Penurunan tipis mencerminkan sikap investor yang masih ragu. Hal Ini semakin terlihat bervariasinya nilai tukar mata uang utama Dunia, di mana Euro dan Pound mampu membukukan penguatan moderat, namun Dolar Australia dan Dolar Kanada terdampar di zona pelemahan.

Prospek nilai tukar Rupiah di sesi hari ini, dengan demikian kembali akan terjebak di rentang terbatas. Peluang bagi Rupiah untuk melakukan gerak balik penguatan relatif berimbang dengan gerak pelemahan lanjutan. Namun gerak dalam rentang moderat sulit dihindarkan. Sebagai catatan, Rupiah yang pada sesi perdagangan kemarin terpantau konsisten menapak pelemahan dan secara perlahan mulai mampu berupaya mengikis pelemahan.[]

ARTIKEL LAINNYA