Demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers di Gedung Thamrin, BI, Jakarta, Rabu (17/1).
“Ke depan nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak stabil, dalam kecenderungan menguat, sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Perry.
Dia juga mengatakan, BI berkomitmen menstabilkan nilai tukar Rupiah dan mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing.
Ia juga menegaskan, BI akan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk menarik aliran modal asing dan pendalaman pasar keuangan.
“Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha, untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA),” tuturnya.
Dalam laporannya, gubernur BI mengatakan, kurs Rupiah hingga 16 Juli 2024 menguat 1,21 persen dibanding posisi akhir Juni 2024 yang sempat berada di atas Rp16.400 per Dolar AS.
Sementara itu pada penutupan perdagangan sore ini, Rupiah ditutup naik ke level Rp16.100 per Dolar AS, setelah BI menahan suku bunga di level 6,25 persen.
BERITA TERKAIT: