Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Sirkular Indonesia Masih Jauh Tertinggal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 04 Juli 2024, 09:23 WIB
Ekonomi Sirkular Indonesia Masih Jauh Tertinggal
Ilustrasi/Net
rmol news logo Tingkat ketercapaian ekonomi sirkular oleh pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia masih rendah. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong penerapan 9R (Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, dan Recycle) yang mencakup intervensi di seluruh rantai nilai (value chain).

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan Bappenas di lima sektor prioritas — yaitu pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil—, tingkat input material sirkuler baru di angka  9 persen, sedangkan tingkat daya tahan produk 4 persen, dan tingkat daur ulang 5 persen.

Menurutnya, capaian tersebut sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lain.

"Diperlukan penguatan, perencanaan dan strategi untuk unlocking berbagai manfaat yang telah dipetakan dengan mengacu pada framework 9R tadi," ujarnya saat berbicara dalam pembukaan Green Economy Expo 2024, dikutip Kamis (4/7).

Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan & Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia 2025-2045 serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan Dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045.

“Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, telah tersusun peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkuler, serta peta jalan penurunan susut dan sisa pangan yang diluncurkan pada hari ini,” tuturnya.

Ia juga memberi apresiasi atas kontribusi berbagai pihak atas penyusunan kedua dokumen itu. Mulai dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Badan Pangan Nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, kementerian teknis lainnya, pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, dan mitra pembangunan.  

“Selama penyusunan kedua dokumen ini, kami berharap kedua dokumen ini dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan. Kami juga berharap agar Green Economy Expo 2024 menjadi melting point inovasi hijau, dimana gagasan, solusi-solusi muncul, dan dibahas,” ujarnya.
 
Ia juga memaparkan, penerapan ekonomi sirkular akan memberikan manfaat seperti peningkatan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp638 triliun pada 2030, penciptaan 4,4 juta lapangan kerja hijau dengan 75 persen merupakan tenaga kerja perempuan hingga 2030, hingga kontribusi pada penurunan emisi GRK sebesar 126 juta ton karbondioksida. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA