Pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, peningkatan aktivitas pariwisata yang tidak dibarengi dengan pengelolaan sumber daya air efektif, dapat meningkatkan potensi defisit air.
Berdasarkan data Status Daya Dukung Air Pulau Bali dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021, diperkirakan status air di Bali akan menjadi defisit pada 2025. Sementara kebutuhan air di Bali pada 2021 mencapai 5.951,92 liter per detik dan akan menjadi 7.991,29 liter per detik pada 2025.
Kondisi defisit air di Bali pada 2025 tersebut berpotensi terjadi jika kapasitas infrastruktur penyediaan air baku di Bali belum ada penambahan kapasitas.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan, pihaknya sadar bahwa mendorong upaya keberlanjutan merupakan langkah penting untuk memberikan dampak nyata bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat. Hal itu sejalan dengan komitmen perusahaan yang tertuang dalam pilar kedua Danone Impact Journey, melestarikan alam.
DAS Ayung merupakan sungai terbesar di Bali dengan luas 109,30 km persegi. Sedangkan anak-anak sungainya memiliki panjang 300,84 km. DAS itu mengalir melewati enam kabupaten dan kota di Bali. Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Buleleng, dan Kota Denpasar.
Sejak Juli 2013, Danone Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal yang terdiri dari pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat setempat (LSM Janma), perguruan tinggi, kelompok petani, relawan serta tokoh masyarakat untuk melestarikan DAS Ayung.
Forum multi sektor ini kemudian menjadi motor penggerak yang melakukan serangkaian program pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir di DAS Ayung.
Di kawasan hulu, Forum DAS Ayung melakukan program pendampingan masyarakat berbasis kearifan lokal untuk memaksimalkan konservasi sumber daya air di Glagalinggah, Kintamani.
Program ini menjadi penting karena kajian hidrogeologi menunjukkan bahwa area Kintamani adalah area tangkapan air Utama bagi hulu Sungai Ayung. Untuk mengendalikan aliran air hujan dan meningkatkan penyerapan air kembali ke tanah, Forum DAS Ayung telah membangun lebih dari 2,600 rorak (saluran/parit buntu), melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan 4.000 pohon.
Danone Indonesia bersama Forum DAS Ayung juga melakukan pendampingan masyarakat dalam mengembangkan Program Desa Wisata berbasis konservasi dan budaya. Pendampingan yang dilakukan telah membuahkan hasil, dengan Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah menjadi salah satu tujuan wisata yang populer.
Danone Indonesia bersama mitra juga mengembangkan konsep Agromina sebagai upaya untuk mengatasi polusi amonia di Danau Batur. Konsep ini menggabungkan pertanian dan perikanan yang lebih ramah lingkungan dan hemat air, dengan biaya produksi yang lebih terjangkau bagi masyarakat Danau Batur.
Program Desa Wisata Hutan Pinus Glagalinggah serta inisiatif Agromina di wilayah Danau Batur ini turut menjadi bagian dari rangkaian agenda World Water Forum 2024 yang dikunjungi oleh para delegasi.
Di kawasan hilir, Danone Indonesia aktif mengembangkan pengadaan Water Access, Sanitation and Hygiene (WASH) di Banjar Bukian.
Danone Indonesia juga melibatkan masyarakat dalam upaya pengelolaan DAS melalui upaya Pembayaran Jasa Lingkungan, atau Payment for Ecosystem Services (PES).
PES merupakan salah satu skema pembiayaan inovatif dengan memberikan insentif kepada masyarakat yang terlibat dalam pelestarian sumber daya air berupa pengelolaan sumur resapan.
BERITA TERKAIT: