Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam laporannya mencatat pertumbuhan kredit perbankan ini didorong oleh banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, tingginya permintaan kredit perbankan, kata Perry, juga dipengaruhi oleh sisi penawaran, yang sejalan dengan terjaganya appetite perbankan dan didukung oleh tingginya permodalan.
“Serta, berlanjutnya strategi realokasi aset ke kredit oleh perbankan, dan diterapkannya Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menjaga kecukupan likuiditas perbankan,” jelas Perry, dikutip Jumat (24/5).
Sementara dalam sisi permintaan, Perry menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit itu didukung oleh kinerja korporasi dan rumah tangga yang tetap terjaga baik.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit turut ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 15,60 persen, kredit modal kerja naik 13,25 persen, dan kredit konsumsi yang melesat 10,34 persen yoy.
Menurut keterangan gubernur BI itu, pertumbuhan kredit tersebut juga ikut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus meningkat, yang mencapai 8,21 persen yoy pada April 2024 ini.
Untuk itu, laporan positif pada periode ini telah membuat BI semakin optimis bahwa pertumbuhan kredit di tahun ini masih akan melanjutkan tren peningkatannya di atas 10 persen.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10-12 persen,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: