Mata uang itu terpantau menguat 0,14 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Maret 2024 yang surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS (Rp72 triliun).
Analis Pasar Lukman Leong pun membenarkan bahwa penguatan rupiah ditopang oleh data perdagangan Indonesia yang tetap melanjutkan surplus selama 47 bulan berturut-turut.
"Rupiah menguat terhadap dolar AS setelah data perdagangan RI yang lebih kuat dan surplus yang meningkat lebih besar dari perkiraan," ujar Lukman.
Adapun pada perdagangan ini, mata uang di kawasan Asia mayoritas terpantau melemah seperti yen Jepang yang minus 0,03 persen, baht Thailand 0,49 persen, yuan China 0,06 persen.
Selain itu, dolar Singapura juga melemah 0,03 persen, serta dolar Hong Kong yang minus 0,05 persen.
Sementara, peso Filipina menguat 0,10 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,20 persen.
BERITA TERKAIT: