Menurut analisis
Bloomberg Economics, mungkin pada awal tahun 2028 India akan menjadi kontributor nomor satu terhadap pertumbuhan global berdasarkan paritas daya beli (PPP) yang membandingkan produktivitas ekonomi dan standar hidup antar negara dengan melakukan penyesuaian terhadap perbedaan biaya barang dan jasa.
Perekonomian “raksasa” China senilai 17,8 triliun dolar AS sedang melambat, menurut laporan Bloomberg, seiring dengan upaya negara tersebut untuk pulih dari pandemi Covid-19, serta menanggung tekanan ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Pemerintah negara-negara Barat semakin melihat Beijing sebagai saingan dibandingkan mitra ekonomi, kata outlet tersebut. Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat menjadi 3,5 persen pada akhir dekade ini, dari 5,2 persen pada tahun 2023. Berbagai negara dan dunia usaha berupaya melakukan diversifikasi rantai pasokan dari Tiongkok, dan memindahkan produksinya ke India, tambahnya.
Sementara itu, India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Dalam skenario dasar Bloomberg Economics, pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 9 persen pada akhir dekade ini dari perkiraan 7,6 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Maret. Di antara sektor-sektor yang sedang booming adalah manufaktur elektronik dan industri penerbangan.
Populasi muda dan besar di negara ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Bloomberg, sekitar 48,6 juta pekerja berketerampilan menengah, yang biasanya bekerja di pabrik, akan pensiun di Shina dan negara-negara maju pada tahun 2040. India akan menambah 38,7 juta pekerja serupa pada periode yang sama.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan India sangat bergantung pada apakah pemerintah meningkatkan infrastruktur, mengurangi birokrasi, dan memperluas keterampilan dan partisipasi angkatan kerja. Partisipasi angkatan kerja negara ini mencapai 55,4 persen pada tahun 2022, menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), yang merupakan salah satu rasio terendah di dunia. Sementara itu, di China, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 76 persen.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang berkuasa sejak tahun 2014 dan akan mencalonkan diri kembali pada bulan Mei, telah berjanji untuk mengangkat perekonomian India ke “posisi teratas” secara global.
India saat ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia. Amerika Serikat, dengan PDB sebesar 25,44 triliun dolar AS, sejauh ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2022. Disusul oleh China, Jepang, dan Jerman.
BERITA TERKAIT: