Sejumlah pangkalan gas wilayah perkotaan di Kabupaten Kudus kini kehabisan stok elpiji 3 kilogram. Temuan itu berdasarkan inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus pada Rabu (13/3).
Sidak digelar pihak Disdag Kabupaten Kudus setelah menerima banyak keluhan masyarakat terkait langkanya pasokan elpiji 3 kilogram selama Ramadan.
“Saat kami melakukan sidak di sejumlah pangkalan gas di wilayah kota, pihak pangkalan mengaku memang stok sedang habis,” ujar Kepala Disdag Kudus, Andi Imam Santoso dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.Dari pengakuan pemilik pangkalan, kata Andi, stok gas elpiji habis karena sudah dikirim kepada para pembeli sesuai yang tercantum dalam daftar pelanggan resmi pangkalan masing-masing.
Dia menyebut sejumlah faktor habisnya stok elpiji 3 kilogram di sejumlah pangkalan di wilayah kota, antara lain hal itu karena libur dan cuti bersama yang diberlakukan pemerintah.
“Sesuai kebijakan Pertamina, maka saat hari libur maupun cuti bersama, memang tidak dilakukan pengiriman elpiji serta tanpa dilakukan penggantian di hari lain,” imbuhnya.
Langkah sidak yang dilakukan diam-diam oleh Disdag Kudus, untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat. Dari laporan yang diterimanya, masyarakat banyak yang mengeluh sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram, serta harus membeli di atas atas harga eceran tertinggi.
Andi mengaku segera melakukan koordinasi dengan Pertamina guna mengatasi persoalan tersebut. Dia juga ingin menjamin stok elpiji selama bulan Ramadan dan Lebaran nanti benar-benar aman.
“Kami sudah mengajukan surat ke Pertamina yang berisikan permohonan penambahan kuota untuk wilayah Kudus sebanyak 5 persen,” tambahnya.
Sebelumnya, Disdag Kudus mendapatkan alokasi gas Elpiji subsidi 3 kilogram sebanyak 30 ribu metrik ton untuk tahun 2024. Jumlah tersebut naik dibanding tahun sebelumnya, yakni 29.880 metrik ton di tahun 2023.
Naiknya jumlah usulan alokasi gas elpiji subsidi di Kudus, dipertimbangkan dari berbagai faktor. Diantaranya adanya penambahan jumlah pelaku UMKM, peningkatan produksi di warung makanan, serta antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti untuk perayaan hari raya.
“Kebutuhan masyarakat itu fluktuatif. Tahun ini kita usulkan 32 metrik ton, tapi dari Pertamina meng-ACC sebanyak 30 metrik ton,” ungkapnya.
Jika dirincikan dari alokasi 32 metrik ton gas elpiji subsidi tersebut, maka sekitar 10 juta tabung gas akan dialokasikan untuk wilayah Kudus. Sasaran penerima sendiri yakni masyarakat umum dan pelaku UMKM.
“Dengan estimasi per bulan, sekitar 800 ribu sampai 900 ribu tabung gas,” bebernya.
Pembelian gas elpiji subsidi saat ini wajib dengan KTP. Konsumennya pun sudah terdata dalam aplikasi MyPertamina sehingga pembelian gas elpiji subsidi ini bisa tepat sasaran.
“Yang tidak boleh pakai (gas elpiji subsidi-
red) itu hotel, restoran, laundry, petani tembakau, pertanian, jasa las hingga jasa batik,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: