Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, JUmat (9/3).
Namun begitu, Kementerian ESDM masih menghitung dampaknya kepada Pertamina, khususnya terkait revenue dari Pertamina Patra Niaga. Arifin mengatakan, ia akan melihat perkembangan harga minyak dunia setelah Juni.
"Kira-kira Juni lah. Kita lihat karena masih 83 dolar AS (per barel), ya," ujar Arifin.
Pada Senin (28/2), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah memastikan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik dan BBM hingga bulan Juni 2024. Hal itu telah disepakati dalam sidang kabinet hari ini yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni (2024), baik itu yang subsidi," katanya.
Dengan tidak adanya kenaikan, menjadi salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang tercatat sebesar 2,29 persen terhadap PDB. Sebab, subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran lebih besar untuk PT Pertamina maupun PT PLN.
"Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN, dan itu nanti akan diambil baik dari sisa saldo anggaran lebih (SAL), maupun pelebaran defisit anggaran di 2024. Jadi itu 2,3-2,8 (persen). Tahun depan pun dalam kerangka yang sama 2,4-2,8 jadi realistis," ujar Airlangga.
Dikutip dari Antara, harga BBM Pertamina per 1 Maret 2024 untuk wilayah Jawa, Pertalite di harga Rp10.000 per liter, Pertamax Rp12.950 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, Pertamina Dex Rp15.100 per liter, dan Pertamax Green Rp13.900 per liter.
BERITA TERKAIT: