Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turunnya Produksi jadi Biang Kerok Meroketnya Harga Beras

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 03 Maret 2024, 10:49 WIB
Turunnya Produksi jadi Biang Kerok Meroketnya Harga Beras
Ilustrasi Foto/Net
rmol news logo Meroketnya harga beras di pasaran disebabkan karena sejumlah faktor. Salah satunya, musim panen yang bergeser membuat pasokan beras menurun.

"Tak mudah menjawab pertanyaan ini. Yang pasti kebaikan harga beras terus naik bukan karena faktor tunggal," ucap pengamat pertanian Khudori kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/3).

Khudori mengurai salah satu faktor meroketnya harga beras karena siklus panen raya.

"Mengikuti siklus panen harga di musim gadu (Juni-September) saat ini memang lebih tinggi ketimbang saat panen raya (Februari-Mei). Ini terkait dengan irama tanam serentak yang menghasilkan panen yang ajeg: musim panen raya (Februari-Mei dengan 60-65 persen dari total produksi), panen gadu (Juni-September dengan 25-30 persen dari total produksi) dan musim paceklik (Oktober-Januari)," bebernya.

"Harga tertekan saat panen raya, naik di musim gadu, dan melejit tinggi saat paceklik," tegas dia.

Yang kedua, kata Khudori, naiknya beras lantaran diperkirakan produksi beras menurun.

Dia mengurai produksi beras pada 10 bulan tahun 2023, merujuk Kerangka Sampel Area BPS, diproyeksikan 27,88 juta ton beras.

Kendati data Agustus-Oktober 2023 masih proyeksi, yakni berdasarkan luas tanam, angka itu turun dibandingkan 10 bulan pertama 2022 yang tercatat  28,55 juta ton beras atau turun 0,67 juta ton beras.

Di sisi lain, pada 10 bulan 2023 konsumsi beras diproyeksikan meningkat: mencapai 25,45 juta ton. Ini lebih tinggi dari periode yang sama pada 2022: 25,15 juta ton.

"Perkiraan produksi yang menurun ini membuat keseimbangan pasokan dan permintaan tidak lagi seimbang, yang berujung pada ekspektasi harga yang naik," tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA