Dalam pernyataannya pada Minggu (24/12), perusahaan yang bermarkas di Kopenhagen mengatakan, dilanjutkannya kembali pengiriman setelah adanya gugus tugas maritim multinasional baru yang melindungi kapal dari serangan pemberontak Houthi dari Yaman.
“Kami saat ini sedang mengerjakan rencana untuk kapal pertama yang melakukan transit dan agar hal ini terjadi sesegera mungkin secara operasional,” kata Maersk, seperti dikutip dari
Bloomberg, Senin (25/12).
“Pada saat yang sama, memastikan keselamatan karyawan kami adalah hal yang paling penting dan prioritas nomor satu kami dalam menangani situasi menantang di kawasan Laut Merah/Teluk Aden," lanjutnya.
Dalam pernyataannya pada Minggu, Maersk mengatakan bahwa pembentukan Operation Prosperity Guardian, sebuah gugus tugas maritim yang dibentuk oleh AS dan sekutunya, adalah berita yang sangat disambut baik oleh seluruh industri.
AS dan sekutunya mengatakan mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan tindakan militer terhadap kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran.
Maersk menekankan Minggu bahwa, meskipun melanjutkan transit di Laut Merah, pihaknya memperkirakan kekacauan yang disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak dari Houthi selama perang Israel-Hamas akan berlanjut selama berbulan-bulan.
Serangan Houthi terhadap kapal dagang telah menyebabkan meluasnya penghindaran terhadap Laut Merah bagian selatan oleh armada dagang yang memindahkan segala sesuatu mulai dari barang-barang manufaktur dan biji-bijian hingga minyak dan gas
.
BERITA TERKAIT: