Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulisnya pada Senin (23/10).
Tak hanya menjadi perusahaan penyedia listrik, lewat transformasi ini PLN memasang target menjadi perusahaan listrik terintegrasi kelas dunia, menurutnya.
Ini dibuktikan dengan kesepakatan luar biasa dengan tujuh perusahaan China. Kerja sama ekspansi bisnis kelistrikan dan akselerasi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ini disepakati pada Forum Bisnis Indonesia-China (ICBF) di Beijing, pekan lalu.
“Dengan terbentuknya subholding, maka akan semakin lincah dan trengginas (PLN) dalam mengembangkan bisnisnya. Lewat adaptasi teknologi, PLN tak hanya mengoptimalkan proses bisnis tetapi juga membuat tantangan menjadi peluang,” ujar Darmawan.
Ia mengatakan, transformasi ini sejalan dengan akselerasi pencapaian target Net Zero Emission (NZE). Untuk itu, kerja sama dengan berbagai perusahaan di China merupakan dayung strategi yang komprehensif.
"PLN melakukan perjalanan bisnis ke China yang menjadi perjalanan paling berarti dalam sejarah PLN. Kami yakin akan terjadi perubahan signifikan di Indonesia dengan teknologi dan kapasitas sumber daya manusia lewat kolaborasi pengembangan sektor kelistrikan dengan China,” ujar Darmawan.
Kerja sama PLN dengan tujuh perusahaan di China ini merupakan langkah signifikan mendukung upaya Indonesia mengadopsi teknologi EBT, mengurangi emisi karbon, dan memperluas kapasitas energi ramah lingkungan. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan akses energi ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Adapun ketujuh MoU yang ditandatangani oleh subholding PLN yang terbagi menjadi tiga sektor, yakni akselerasi EBT, layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, serta bisnis di luar kelistrikan (Beyond KWH).
BERITA TERKAIT: