Di sisi lain, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan mengatakan pada Senin (2/10) bahwa total omzet ekspor dan impor dalam sembilan bulan pertama turun 7,5 persen tahun-ke-tahun menjadi 68,92 miliar dolar AS.
Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phung Duc Tien mengatakan, selama sembilan bulan total omset ekspor diperkirakan mencapai 38,48 miliar doalr AS, turun 5,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena nilai ekspor beberapa produk ekspor utama menurun tajam.
"Dari jumlah tersebut, nilainya turun sebesar 21,7 persen menjadi 6,67 miliar dolar AS untuk ekspor makanan laut dan 20,6 persen menjadi 10,44 miliar dolar AS untuk ekspor hasil hutan," kata Tien, seperti dikutip dari
Vietnam News, Selasa (3/10).
Peningkatan ekspor pertanian disumbang oleh nilai ekspor buah dan sayur senilai 4,2 miliar dolar AS meningkat sebesar 71,8 persen, 3,66 miliar dolar AS dari beras (naik 40,4 persen), 2,61 miliar dolar AS dari kacang mete atau naik 14,3 persen, dan 3,16 miliar dolar AS dari kopi atau naik 1,9 persen.
China, AS, dan Jepang tetap menjadi tiga pasar ekspor terbesar.
Meskipun terdapat banyak tantangan, Tien menegaskan bahwa pada tahun 2023, sektor pertanian menargetkan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 3-3,5 persen dan total omset ekspor sebesar 53-54 miliar dolar AS.
Tien juga telah meminta Departemen Produksi Tanaman dan Departemen Perlindungan Tanaman untuk berkoordinasi secara efektif dalam pengendalian kualitas produk dan meningkatkan jumlah produk ekspor resmi.
BERITA TERKAIT: