Kinerja BUMN mendukung rencana pembangunan nasional terbukti efektif serta berdampak langsung dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Begitu disampaikan Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (13/10).
Menurut Arief, baru Presiden Jokowi saja yang secara
full utilize mengunakan dan memanfaatkan BUMN sebagai mesin lokomotif untuk program-program pembangunan nasional.
"BUMNnomic ini cara cerdas membangun perekonomian yang dilakukan oleh Joko Widodo dengan mengunakan BUMN, walaupun banyak suara sinis dan nyinyir yang tidak
happy dengan pemanfaatan BUMN sebagai roda pengerak proyek infrastruktur Jokowi yang bernilai ribuan triliun," kata Arief.
Ia mencontohkan, misal saja soal suara sinis terkait utang BUMN yang bertambah, akibat BUMN banyak membangun proyek-proyek infrastruktur nasional.
Padahal, kata Waketum Gerindra ini, yang namanya utang korporasi saat melakukan aksi korporasi di dunia manapun adalah hal wajar.
"Justru kalau sebuah perusahaan melakukan aksi korporasi bisnis dengan tidak mengunakan modal dari luar sangat aneh ya," ujarnya.
Ia menambahkan, meski terlihat utang BUMN meningkat, tapi banyak pihak tak melihat hal itu juga bersamaan dengan meningkatnya asset BUMN. Selain itu, kemampuan pengembalian pinjaman utang berjalan lancar atau ikut meningkat.
Ia menilai, utang luar negeri yang dimiliki oleh BUMN bukan merupakan utang pemerintah tetapi utang korporasi BUMN, tidak ada bedanya dengan utang swasta yang juga banyak mendapatkan pinjaman dari luar negeri.
Oleh karena itu, ia mendorong agar pada periode kedua pemerintah Jokowi, pemerintah tetap menjadikan BUMN sebagai ujung tombak dalam pembangunan infrastruktur.
Namun demikian, tambah Arief, jika Jokowi mendapat tekanan untuk tidak memakai lagi Menteri BUMN Rini Soemarno, ia menyarankan agar Presiden tidak perlu menghiraukan tekanan tersebut.
Pasalnya, secara fakta dan data, Rini Soemarno telah berhasil mengelola BUMN untuk menjalankan program pembangunan infrastruktur.
"Maka seharusnya Kementerian BUMN tetap dipiloti oleh Rini Soemarno saja. Sekalipun ingin diganti sosok lain harus sekaliber Rini Soemarno yang punya jaringan luas di pasar keuangan international," demikian Arief.
BERITA TERKAIT: