Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dan sosialisasi terhadap anak muda agar produktif dan kreatif secara berkomunitas di berbagai kota.
Begitu kata Koordinator Gerakan Kolaborasi Positif, Dimas Oky Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/8).
Setelah memberikan workshop di Padang, Dimas mengaku para komunitas muda di kota ini berkeinginan pemerintah lebih serius membenahi potensi mereka.
"Ketimbang menanti kebijakan yang dianggap lamban, sejumlah komunitas muda lebih memilih berinisiatif membuat proyek bersama. Dan fenomena ini telah terjadi pula di berbagai kota lainnya," terang Dimas.
Dimas mengatakan potensi wisata dan potensi keberadaan komunitas muda kreatif ini akan pula memberikan stimulus dalam mengembangkan sebuah pemerintahan sekaligus tatanan masyarakat yang baik, sehat dan produktif.
Hal senada juga disampaikan Sari Lenggogeni, pengajar Ilmu Manajemen Universitas Andalas, yang juga pakar pariwisata anggota Pokja Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).
Menurut Sari, penggerakan potensi komunitas muda kreatif di Kota Padang dan Sumatera Barat secara menyeluruh sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan sektor pariwisatanya.
"Berbagai potensi pariwisata di Sumatera Barat membutuhkan pengelolaan yang baik. Pemerintah, lembaga pendidikan, pihak swasta harus terlibat. Namun yang lebih utama adalah partisipasi anak-anak muda kreatif dalam ikut serta upaya pengelolaan dan peningkatan potensi wisata ini," ujar Sari.
Kekuatan konten dan perkembangan media sosial harus digunakan secara positif dan optimal oleh generasi milenial.
"Anak muda ini harus memanfaatkan media sosial dengan bijak, Facebook, Instagram, Youtube, Twitter bisa menjadi sarana branding. Foto, tulis caption menarik, video, posting", tambah Sari.
[nes]